Dewasa ini hampir semua anak menggunakan berbagai media baru sebagai sarana hiburan, namun guru di Amerika berpendapat penggunaan media baru justru mengurangi kemampuan akademis dan sosial anak.
Common Sense Media adalah kelompok nirlaba di Amerika yang melakukan kajian mengenai dampak penggunaan media dan teknologi oleh anak. Kelompok itu melakukan survei terhadap pendapat guru tentang pengaruh penggunaan media hiburan bagi murid. Media hiburan yang digunakan anak antara lain, berbagai acara TV, musik, video games, SMS, jejaring sosial, berbagai aplikasi dan teknologi baru.
Banyak guru menyakini bahwa pengunaan media hiburan baru itu mengurangi kemampuan akademis murid, walaupun dalam beberapa kasus tertentu, kemampuan sebagian murid memang biasa-biasa saja sejak awal.
Vicky Rideout yang menulis hasil laporan Common Sense Media tersebut mengatakan, empat dari 10 guru mengatakan, kemampuan murid mereka hanya rata-rata atau kurang dari rata-rata dalam pelajaran membaca, matematika, dan sains. Lebih banyak guru mengatakan, kemampuan murid mereka rata-rata atau kurang dari rata-rata pada pelajaran mengarang. Jadi, Common Sense Media ingin memastikan apakah yang dilakukan anak-anak adalah untuk meningkatkan kemampuan mereka, bukan untuk menurunkan.
Penelitian itu melibatkan 685 guru di seluruh Amerika yang mengajar di tingkat TK hingga kelas 12, termasuk pula guru yang belum dan sudah berpengalaman, yang mengajar di daerah yang berpenghasilan tinggi dan rendah.
Hasil penelitian itu menunjukkan, 71 persen guru menyakini bahwa penggunaan media hiburan mengurangi perhatian anak di kelas. Hampir 60 persen guru mengatakan, media hiburan itu mengurangi kemampuan anak dalam pelajaran mengarang.Tidak hanya itu, banyak guru yang menyakini bahwa media hiburan merusak perkembangan sosial anak. Hasil penelitian itu mendapati, masalah terbesar yang tampak dalam survei itu adalah dampak terhadap perbedaan gender. Banyak guru mengatakan, penggunaan media baru itu berpengaruh negatif terhadap pemikiran murid tentang hubungan interaksi antara anak lelaki dan perempuan. Perilaku mereka juga berubah terhadap orang tua dan guru. Selain itu, penggunaan media hiburan mendorong anak bersikap agresi dan anti-sosial.
Uniknya, guru-guru yang tidak terbiasa menggunakan produk teknologi baru cenderung melihat dampak negatif penggunaan media terhadap perkembangan sosial. Sedangkan guru yang memiliki pengetahuan luas tentang teknologi cenderung melihat penggunaan media hiburan bermanfaat dalam meningkatkan kreativitas murid.
Vicky Rideout mengatakan guru-guru di Amerika kini maklum bahwa cara murid meluangkan waktu dan cara mereka belajar sudah berubah.
Banyak guru menyakini bahwa pengunaan media hiburan baru itu mengurangi kemampuan akademis murid, walaupun dalam beberapa kasus tertentu, kemampuan sebagian murid memang biasa-biasa saja sejak awal.
Vicky Rideout yang menulis hasil laporan Common Sense Media tersebut mengatakan, empat dari 10 guru mengatakan, kemampuan murid mereka hanya rata-rata atau kurang dari rata-rata dalam pelajaran membaca, matematika, dan sains. Lebih banyak guru mengatakan, kemampuan murid mereka rata-rata atau kurang dari rata-rata pada pelajaran mengarang. Jadi, Common Sense Media ingin memastikan apakah yang dilakukan anak-anak adalah untuk meningkatkan kemampuan mereka, bukan untuk menurunkan.
Penelitian itu melibatkan 685 guru di seluruh Amerika yang mengajar di tingkat TK hingga kelas 12, termasuk pula guru yang belum dan sudah berpengalaman, yang mengajar di daerah yang berpenghasilan tinggi dan rendah.
Hasil penelitian itu menunjukkan, 71 persen guru menyakini bahwa penggunaan media hiburan mengurangi perhatian anak di kelas. Hampir 60 persen guru mengatakan, media hiburan itu mengurangi kemampuan anak dalam pelajaran mengarang.Tidak hanya itu, banyak guru yang menyakini bahwa media hiburan merusak perkembangan sosial anak. Hasil penelitian itu mendapati, masalah terbesar yang tampak dalam survei itu adalah dampak terhadap perbedaan gender. Banyak guru mengatakan, penggunaan media baru itu berpengaruh negatif terhadap pemikiran murid tentang hubungan interaksi antara anak lelaki dan perempuan. Perilaku mereka juga berubah terhadap orang tua dan guru. Selain itu, penggunaan media hiburan mendorong anak bersikap agresi dan anti-sosial.
Uniknya, guru-guru yang tidak terbiasa menggunakan produk teknologi baru cenderung melihat dampak negatif penggunaan media terhadap perkembangan sosial. Sedangkan guru yang memiliki pengetahuan luas tentang teknologi cenderung melihat penggunaan media hiburan bermanfaat dalam meningkatkan kreativitas murid.
Vicky Rideout mengatakan guru-guru di Amerika kini maklum bahwa cara murid meluangkan waktu dan cara mereka belajar sudah berubah.