Media Resmi Myanmar Salahkan Demonstran atas Kerusuhan

A woman paints earthen lamps which are used to decorate temples and homes during Diwali, the Hindu festival of lights, in Kolkata.

Media resmi Myanmar menyalahkan mahasiswa pemrotes atas pecahnya kekerasan hari Selasa (10/3).

Media resmi Myanmar menyalahkan mahasiswa pemrotes atas pecahnya kekerasan hari Selasa (10/3), sewaktu polisi membubarkan kelompok aktivis mahasiswa yang menuntut agar pemerintah mencabut undang-undang reformasi pendidikan.

Polisi memukuli mahasiswa di pusat kota Letpadan, setelah mereka berusaha menerobos barikade polisi. Foto-foto dan video memperlihatkan polisi mengejar, menendang, dan memukuli pemrotes itu dengan pentungan, sebelum memasukkan mereka ke dalam truk-truk polisi.

Liga Nasional bagi Demokrasi pimpinan pemenang Nobel Perdamaian, Aung San Suu Kyi, mengutuk tindakan polisi yang disebutnya ilegal itu, seraya menyerukan dibentuknya komisi penyelidikan.

Pada sebuah pertemuan rutin di Washington, jurubicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki, mengutuk penggunaan kekerasan terhadap mahasiswa. ”Kami mendesak pemerintah Birma agar menghormati hak pemrotes untuk berhimpun dengan damai sebagai sarana untuk mengutarakan pandangan mereka. Kebebasan berkumpul adalah komponen penting masyarakat demokrasi.”

Uni Eropa menyerukan dilakukan investigasi resmi, seraya menyatakan keprihatinan yang dalam terhadap insiden itu. Organisasi HAM Human Rights Watch juga mendesak Myanmar agar mengakhiri penumpasannya terhadap protes mahasiswa dan “menyelidiki polisi yang bertanggung jawab melakukan kekerasan yang berlebihan terhadap para pemrotes."