Seruan itu muncul setelah penyingkiran Davutoglu yang memicu perdebatan sengit di dalam partai dan dimuat di media sosial.
Penyingkiran Perdana Menteri Davutoglu oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan mengejutkan Partai Keadilan dan Pembangunan atau AKP. Langkah itu mengakibatkan pertentangan terbuka di dalam AKP yang jarang tampak, dengan saling tuding di media sosial.
Konsultan politik, Atilla Yesilada dari Global Source Partners mengatakan, perbedaan pendapat itu membuat presiden cemas.
“Penyingkiran Davutoglu memulai pertarungan sengit di dalam partai, jauh lebih besar daripada yang saya perkirakan, di antara pengikutnya atau pengecam dan pendukung Erdogan. Saya pikir Erdogan takut atau penasihatnya takut bahwa jika dia tidak mengambil kekuasaan penuh atas partai, ia mungkin akan kehilangan dukungan partai dan saya pikir, itu adalah masalah yang lebih besar," ulas Atilla.
AKP telah mengumumkan maksudnya untuk mengamandemen konstitusi guna mencabut larangan presiden menjadi anggota partai politik, yang memungkinkan Erdogan kembali menguasai partai itu secara resmi.
Media yang pro-AKP menyerukan persatuan, sementara suara-suara yang menentang sedang disingkirkan dari posisi mereka. Ilmuwan politik Cengiz Aktar mengatakan, Erdogan akan menumpas lawan-lawan politiknya dengan cepat.
Kolumnis politik Kadri Gursel dari harian Cumhuriyet dan situs Al Monitor mengatakan, selama lebih dari satu dasawarsa berkuasa, Erdogan telah membina dukungan kuat untuk mempertahankan kekuasaan dan kesetiaan pendukungnya.
"Erdogan telah membangun kelompok pendukung yang sangat besar, kepentingan politik, keuangan, dan sosial. Dia telah mengubah partai menjadi sebuah perusahaan besar, menjalankan bisnis negara dan menguasai anggaran," ujar Kadri Gursel.
Hari Minggu mendatang, Erdogan diperkirakan akan lebih memperkuat cengkeramannya atas partai AKP, ketika ia memilih pengganti Davutoglu. Diperkirakan, pengganti Dovudoglu adalah salah seorang sekutu terdekatnya.
Presiden Erdogan mengatakan, prioritasnya adalah memperpanjang kekuasaan presiden, langkah yang harus diratifikasi lewat sebuah referendum.
Dominasi politik Turki oleh Erdogan telah dibangun lebih dari satu dasawarsa dengan sejumlah kemenangan pemilu berturut-turut, tapi presiden mungkin menyadari bahwa kalau ada tanda-tanda kelemahan, musuh-musuh di dalam dan di luar partainya, tidak akan ragu-ragu untuk menantang kekuasaannya. [ps/ii]