Meksiko menerima 124 pekerja media dan anggota keluarga mereka dari Afghanistan, termasuk wartawan harian New York Times, kata pemerintah, Rabu (25/8), ketika orang-orang melarikan diri pasca pengambilalihan negara itu oleh kelompok militan Taliban.
Mereka tiba di bandara internasional Mexico City pada Rabu (25/8) pagi, disambut oleh Menteri Luar Negeri Marcelo Ebrard.
"Meksiko telah memutuskan untuk menerima permohonan pengungsi, suaka dan visa kemanusiaan dari orang-orang di Afghanistan yang telah mengajukan kondisi kemanusiaan ini," kata Ebrard.
Ebrard membantu mengatur keberangkatan para wartawan itu dari Kabul, termasuk singgah di Qatar, sebelum tiba di Meksiko, menurut New York Times.
Meksiko berhasil "memangkas birokrasi" untuk menerima pekerja media, tidak seperti Amerika, kata Times
BACA JUGA: Digeledah Taliban, Upaya Evakuasi Wartawan di Afghanistan DiintensifkanSeorang mantan kepala biro Times untuk Kabul dan Meksiko yang punya hubungan baik dengan Ebrard mengajukan permohonan agar Meksiko menerima para pengungsi, kata Times. Harian itu menambahkan wartawan lainnya dari Wall Street Journal di Afghanistan kemungkinan juga akan tiba di Meksiko.
Pemerintah Meksiko membanggakan operasi itu sebagai contoh komitmennya terhadap kebebasan berekspresi, terlepas dari ejekannya pada masa lalu yang diliput oleh media lokal dan internasional termasuk New York Times.
Taliban merebut kekuasaan di Afghanistan pekan lalu ketika Amerika dan sekutunya menarik pasukannya setelah dua dekade dan pemerintah serta militer Afghanistan yang didukung Barat, ambruk.
Taliban menganut Islam Sunni garis keras. Ketika berkuasa dari 1996-2001, berdasarkan interpretasinya mengenai hukum Islam, Taliban melarang televisi dan menyensor berita.
Sejak itu, Taliban menjadi lebih canggih, menggunakan media sosial dan menjanjikan kebebasan pers.
Meski demikian Taliban telah menggerebek rumah-rumah kerabat wartawan dan membunuh satu anggota keluarga wartawan yang bekerja untuk Deutsche Welle, kata lembaga penyiaran publik Jerman itu.
Pada bulan Juli, wartawan Reuters, Danish Siddiqui dibunuh di Afghanistan setelah terjebak di daerah yang dikuasai Taliban.
BACA JUGA: PBB Didesak Selidiki Pelanggaran HAM oleh Taliban di AfghanistanReuters, Senin, mengevakuasi 73 orang yang terdiri dari pekerja dan keluarga mereka dari Afghanistan ke Pakistan.
Afghanistan dan Meksiko dianggap sebagai negara paling berbahaya bagi jurnalis. Setidaknya 141 wartawan telah dibunuh di Meksiko sejak tahun 2000, menurut data organisasi nirlaba. Wartawan sering menjadi sasaran karena memberitakan tentang geng kriminal atau pejabat korup.
Pada hari Selasa, lima anggota tim robotika perempuan Afghanistan juga tiba di Meksiko. [my/ka]