Menara Eiffel di Paris akan ditutup hari Sabtu (8/12) sementara pihak berwenang Perancis memperketat keamanan untuk mencegah pecahnya kekerasan lain, menyusul protes anti-pemerintah selama tiga pekan di negara tersebut.
Selain mengerahkan 8.000 polisi di ibukota Perancis itu, polisi Paris telah mengidentifikasi 14 wilayah berisiko tinggi yang akan diamankan di kota itu.
Khawatir para demonstran akan menarget furnitur di jalan atau lokasi-lokasi pembangunan, polisi Paris akan menyingkirkan semua wadah beling, pagar-pagar dan mesin-mesin bangunan yang didirikan di sektor-sektor yang telah diidentifikasi, yang mencakup kawasan terkenal di dunia, Champs-Elysees.
BACA JUGA: Demo Berlanjut, Perancis Tambah Petugas Polisi Jadi 89 RibuSekitar 89 ribu polisi akan dikerahkan di berbagai penjuru Perancis, meningkat dari 65 ribu akhir pekan lalu sewaktu lebih dari 130 orang cedera dan lebih dari 400 lainnya ditahan dalam kekerasan terburuk di negara itu dalam beberapa dekade ini. Pihak berwenang juga membatalkan enam pertandingan sepak bola liga Perancis akhir pekan ini di berbagai penjuru negara itu.
Sejak kerusuhan dimulai pada 17 November sebagai tanggapan atas kenaikan tajam pajak bahan bakar diesel, empat orang tewas telah dalam berbagai insiden.
BACA JUGA: PM Perancis Janjikan Pengamanan Ketat untuk Demo SabtuDi tengah-tengah kerusuhan, sebagian demonstran, para petinggi serikat pekerja Perancis dan politisi terkemuka dari berbagai spectrum politik mendesak agar rakyat tenang, terutama karena Presiden Perancis Emmanuel Macron setuju untuk meninggalkan rencana kenaikan pajak yang memicu protes tersebut. Akan tetapi tuntutan para demonstran sekarang ini meluas ke isu-isu lain yang merugikan para pekerja, pensiunan dan pelajar Perancis.
Huru-hara itu juga berdampak terhadap perekonomian karena terjadi pada musim belanja hadiah Natal dan Tahun Baru. Berbagai kelompok demonstran akhir pekan lalu melempari bagian depan toko-toko di Paris dan menjarah barang-barang berharga di beberapa kawasan terkaya di kota itu. [uh]