Para pejabat tinggi departemen pertahanan AS melancarkan kritikan baru terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin, menuduh bahwa intervensi militer Rusia di Suriah tidak hanya gagal mencapai tujuannya, tetapi juga kemungkinan mengurangi gengsi Rusia di wilayah itu.
Menteri Pertahanan Ash Carter mengatakan kepada para anggota Komisi Angkatan Bersenjata Senat hari Kamis (17/3), “Rusia mengatakan mereka masuk ke Suriah untuk melawan ISIS, tapi bukan itu yang dilakukannya. Militer Rusia hanya memperpanjang perang saudara, mendukung Presiden Suriah Bashar al Assad dan, hingga kini, kami belum melihat apakah Rusia memiliki kemampuan untuk menemukan cara diplomatis di masa depan.”
Putin mengumumkan penarikan sebagian pasukan Rusia hari Senin (14/3), dan mengatakan semua tujuan Rusia telah tercapai. Sejak itu, media Rusia telah menunjukkan video yang memperlihatkan penarikan pesawat-pesawat tempur Rusia dari pangkalan udara di Suriah.
Komandan pasukan angkatan udara Rusia hari Kamis mengatakan penarikan sebagian besar pasukannya di Suriah akan dituntaskan dalam dua atau tiga hari. AS telah memperkirakan bahwa Rusia memiliki 3.000 sampai 6.000 pasukan di Suriah, dan Rusia mengatakan sekitar 1.000 di antaranya akan tetap tinggal di sana.
Namun, para pejabat militer dan intelijen AS menyatakan kewaspadaan mereka, bahwa dampak penarikan itu terhadap kemampuan tempur udara Rusia “sangat kecil”. Mereka juga mencatat bahwa artileri dan perangkat tempur Rusia lainnya terus berada di medan perang.
Putin hari Kamis mengatakan bahwa Rusia bisa meningkatkan kehadiran militernya di Suriah hanya dalam “beberapa jam” apabila diperlukan. [vm/ii]
Para pejabat tinggi departemen pertahanan AS melancarkan kritikan baru terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin.