Menhan Filipina Deklarasikan Berakhirnya Pertempuran di Marawi

Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana (Foto: dok).

Menteri Pertahanan Filipina Delfin Lorenzana, Senin (23/10) menyatakan pertempuran lima bulan melawan militan di Marawi, Filipina Selatan, telah berakhir. Tidak ada lagi militan di Marawi, katanya kepada para wartawan.

Pernyataan itu muncul hampir sepekan setelah pasukan Filipina membunuh dua pemimpin militan, termasuk satu di antaranya yang telah bersumpah setia kepada pemimpin ISIS.

Presiden Rodrigo Duterte menyatakan ketika itu bahwa Marawi “dibebaskan dari pengaruh teroris,” meskipun para pejabat militer menyatakan masih ada 20 hingga 30 militan bersenjata yang masih tersisa.

Lorenzana mengatakan kelompok militan terakhir itu tewas dalam baku tembak sewaktu pasukan Filipina merebut sebuah bangunan, dan bahwa lebih dari 40 mayat pemberontak ditemukan di dalamnya.

Menteri Pertahanan Amerika Jim Mattis memuji militer Filipina, seraya menyatakan hal itu telah mengirim “pesan yang sangat penting kepada teroris.”

Lebih dari 1.000 orang tewas sejak 23 Mei sewaktu pasukan keamanan Filipina melancarkan misi untuk menangkap Isnilon Hapilon. Ia adalah salah seorang teroris paling dicari dalam daftar buronan Amerika, yang menawarkan imbalan 5 juta dolar bagi penangkapannya.

Misi itu gagal setelah satu gelombang militan menyerbu Marawi dan mengamuk, membakar rumah-rumah, sebuah universitas dan gereja-gereja Katolik serta menyandera sejumlah orang. Sebagian besar Marawi rata dengan tanah akibat serangan udara yang bertujuan mengakhiri penyanderaan itu.

Filipina Selatan, terutama kawasan Mindanao yang kaya sumberdaya namun miskin, telah lama menjadi daerah di mana Abu Sayyaf dan kelompok-kelompok fundamentalis lainnya beraktivitas. [uh/ab]