Menlu AS: Kerjasama dengan China Penting untuk Fokus Baru AS ke Asia

Menteri Luar Negeri AS John Kerry, kiri, bersalaman dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi sebelum memulai rapat di KTT Menteri Luar Negeri ASEAN ke-47 di Naypyitaw, Myanmar, 9 Agustus 2014.

Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry mengatakan Amerika Serikat bertekad untuk memajukan fokus barunya pada Asia.

Komentar Kerry itu dikeluarkan dalam pidatonya hari Rabu di East-West Center di Hawaii, persinggahan yang mengakhiri perlawatan 8 harinya di Pasifik.

Menteri Luar negeri Amerika itu mengatakan Presiden Barack Obama telah memintanya untuk mempercepat usaha diplomatik di kawasan itu.

Kerry mengatakan satu kunci usaha tersebut adalah memperluas kerja-sama dengan China, yang telah mengutarakan keprihatian atas apa yang disebut peralihan perhatian Amerika ke Asia.

Satu bidang perselisihan antara China dan Amerika adalah sengketa wilayah Beijing dengan tetangga-tetangganya di Laut China Timur dan Selatan.

Dalam pertemuan para pemimpin Asia Tenggara di Myanmar, di mana Kerry juga hadir, China menolak gagasan Amerika untuk mengurangi ketegangan yang berhubungan dengan sengketa itu.

Kerry hari Rabu (13/8) menyatakan lagi bahwa Amerika tidak berpihak dalam sengketa itu, tetapi Washington peduli mengenai cara sengketa itu diselesaikan.

Bagian yang utama pidato Kerry itu membahas hak asasi manusia. Di China, Kerry mengatakan ia berpendapat kaum muda lebih suka mempunyai akses yang lebih besar pada informasi yang tidak disensor.

Kerry juga mengatakan Amerika gusar oleh kemunduran demokrasi di Thailand, dimana tentara merebut kekuasaan bulan Mei. Ia mengatakan ia berharap hal itu adalah masalah sementara bagi Thailand, yang ia sebut sahabat dan sekutu.

Ia juga mengatakan masih jauh jalan yang harus ditempuh sebelum demokrasi penuh dicapai di Myanmar, yang juga dinamakan Birma, yang sedang pulih dari 5 tahun kekuasaan langsung militer.

Perlawatan Kerry, yang mencakup persinggahan di Australia, Afghanistan, Myanmar dan Kepulauan Solomon, adalah kunjungan ke-6-nya ke Asia sejak ia menjadi menteri luar negeri.