Menteri Luar Negeri Amerika Rex Tillerson mengatakan Presiden Donald Trump telah memberdayakan para komandan Amerika untuk mengambil keputusan berdasarkan kondisi di lapangan di Afghanistan, dan kebijakan itu akan mengubah dinamika dalam perang paling lama yang pernah dialami oleh Amerika. Namun, seperti dilaporkan oleh Koresponden Diplomatik VOA Cindy Saine, dia juga mengakui bahwa perang ini mungkin tidak bisa dimenangkan di medan tempur.
Pengumuman Presiden Donald Trump mengenai strateginya di Afghanistan telah mendapat dukungan kuat dari Menteri Luar Negeri Rex Tillerson, yang mengatakan bahwa strategi itu tidak akan didasarkan pada jadwal buatan tetapi berdasarkan kondisi di Afghanistan.
“Pertempuran masih akan dilakukan oleh pasukan Afghanistan, oleh militer dan pasukan keamanan mereka. Tapi kami percaya bahwa kita dapat mengubah gelombang kekalahan dalam pertempuran selama satu setengah tahun terakhir dan setidaknya menstabilkan situasi,” kata Rex Tillerson.
Tapi Tillerson mengakui bahwa fokus baru ini pun mungkin tidak menghasilkan kemenangan militer secara langsung, dan meminta Taliban untuk datang ke meja perundingan:
“Saya kira presiden jelas, seluruh upaya ini dimaksudkan untuk memberikan tekanan pada Taliban agar Taliban mengerti bahwa mereka tidak akan mencapai kemenangan di medan perang. Kami mungkin tidak akan memenangkan pertempuran tapi Taliban juga tidak akan memenangkannya,” lanjutnya.
Tillerson setuju dengan Trump bahwa masalah rumit di Afghanistan hanya bisa diselesaikan dengan pendekatan regional, termasuk melibatkan India dan Pakistan. Namun, dia mengatakan Pakistan perlu mengubah pendekatannya terhadap teroris.
Sebagian analis setuju dengan pendapat itu, termasuk David Sedney, pensiunan diplomat Amerika yang berbicara dengan VOA Seksi Bahasa Urdu, “Pakistan harus melakukan tindakan afirmatif untuk melarang para pimpinan Taliban bertemu di Pakistan, menghentikan pengiriman senjata, amunisi dan bahan peledak dari Pakistan ke Afghanistan. Pakistan sekarang tahu bahwa pihaknya tidak bisa menunggu Amerika Serikat keluar dari Afghanistan.”
William Goodfellow dari lembaga penelitian Center for International Policy mengatakan kepada VOA bahwa dia tidak melihat perubahan besar dalam strategi Amerika terhadap Afghanistan.
“Saya kira alasan pemerintah Amerika mengirim lebih banyak pasukan ke Afghanistan itu karena adanya kekhawatiran bahwa Taliban memiliki prakarsa dan jenderal-jenderal Amerika mengatakan, ‘kita menemui jalan buntu.’ Nah, sebenarnya kita tidak menemui jalan buntu. Pihak Amerika kalah, dan saya kira menambahkan lebih banyak tentara akan berarti mengembalikan situasi di mana kita benar-benar mengalami jalan buntu sehingga menjadi dasar untuk merundingkan penyelesaian,” imbuh William Goodfellow.
Sebuah penyelesaian dengan perundingan kemungkinan akan menjadi pilihan yang disambut baik oleh banyak pihak yang sudah lelah dengan perang di Afghanistan. [lt/uh]