Menlu AS Hillary Clinton mendesak negara-negara Balkan untuk menyelesaikan sengketa etnis dan kawasan yang menghalangi integrasi mereka dengan Eropa.
Ketika berbicara di Beograd, Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton mendesak para pemimpin Serbia untuk melangkah ke depan dalam pembicaraan dengan Kosovo yang memisahkan diri dan menandaskan dialog seperti itu tidak memerlukan pengakuan kemerdekaan pada bekas provinsi itu.
Pejabat Uni Eropa mendesak Beograd untuk menormalkan hubungan dengan Kosovo yang bergejolak sejak kepemimpinan etnis Albania di Pristina mengumumkan kemerdekaan dari Serbia tahun 2008. Amerika dan banyak negara lainnya mengakui status Kosovo tapi kelompok minoritas Serbia di negara itu dan Serbia sendiri menolak keabsahan pemerintahan Kosovo yang mayoritas etnis Albania.
Sebelumnya di Sarajevo, Menteri Luar Negeri Clinton mendesak para pemimpin Bosnia untuk mengesampingkan perbedaan pendapat mereka dan mematuhi persyaratan Perjanjian Damai Dayton.
Amerika menengahi perjanjian damai yang mengakhiri perang Bosnia tahun 1995 dan membagi Bosnia-Herzegovina menjadi dua daerah semi otonom di bawah pemerintahan pusat yang lemah.
Menlu Clinton mengatakan, masih ada isu-isu lama mengenai pemerintahan, pertanggungan jawab, anggaran dan kepemilikan properti negara.
Kepala kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton yang melawat bersama Clinton mengatakan Eropa ingin melihat Bosnia-Herzegovina yang bersatu, stabil, sejahtera dan multi etnis yang menduduki tempat yang seharusnya di Eropa dan di komunitas trans-Atlantik.
Dari Beograd Clinton and Ashton akan menuju Pristina, ibukota Kosovo hari Rabu sebelum Clinton ke Kroasia dan Albania.
Pejabat Uni Eropa mendesak Beograd untuk menormalkan hubungan dengan Kosovo yang bergejolak sejak kepemimpinan etnis Albania di Pristina mengumumkan kemerdekaan dari Serbia tahun 2008. Amerika dan banyak negara lainnya mengakui status Kosovo tapi kelompok minoritas Serbia di negara itu dan Serbia sendiri menolak keabsahan pemerintahan Kosovo yang mayoritas etnis Albania.
Sebelumnya di Sarajevo, Menteri Luar Negeri Clinton mendesak para pemimpin Bosnia untuk mengesampingkan perbedaan pendapat mereka dan mematuhi persyaratan Perjanjian Damai Dayton.
Amerika menengahi perjanjian damai yang mengakhiri perang Bosnia tahun 1995 dan membagi Bosnia-Herzegovina menjadi dua daerah semi otonom di bawah pemerintahan pusat yang lemah.
Menlu Clinton mengatakan, masih ada isu-isu lama mengenai pemerintahan, pertanggungan jawab, anggaran dan kepemilikan properti negara.
Kepala kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton yang melawat bersama Clinton mengatakan Eropa ingin melihat Bosnia-Herzegovina yang bersatu, stabil, sejahtera dan multi etnis yang menduduki tempat yang seharusnya di Eropa dan di komunitas trans-Atlantik.
Dari Beograd Clinton and Ashton akan menuju Pristina, ibukota Kosovo hari Rabu sebelum Clinton ke Kroasia dan Albania.