Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi di sela-sela sidang tahunan PBB ke 72 tersebut menerima penghargaan Agen Perubahan Untuk Kesetraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan dari Badan PBB Urusan Perempuan (UN Women). Menurut siaran pers kemenlu, penghargaan itu diberikan sebagai pengakuan atas upaya yang telah dilakukan Menlu Retno khususnya untuk memajukan agenda bagi Pembangunan Berkelanjutan 2030 dan juga dalam menangani isu-isu global melalui kemanusiaan dan diplomasi damai. Berbicara di depan para tokoh perempuan dunia seusai menerima penghargaan itu Menlu Retno Marsudi mengemukakan perempuan punya kekuatan yang ampuh untuk menjadi bagian dari solusi terhadap berbagai tantangan dihadapi dunia.
"Oleh karena itu di dalam diplomasi, saya selalu mengutamakan dialog dari pada ancaman," ujar Menlu Retno.
Menlu Retno Marsudi menambahkan penghargaan itu akan memberinya semangat untuk semakin bekerja keras bagi bangsa Indonesia, bagi perdamaian dan kemakuran.
Di tempat terpisah di markas besar PBB New York ,Mantan Dubes RI untuk Amerika Dino Pati Djalal hari Rabu juga tampak hadir pada sebuah acara forum G7 dan kelompok negara-negara yang menghadapi konflik untuk berbagi pengalaman menuju rekonsiliasi. Menurut Dino Pati Djalal, ia menghadiri forum itu mewakili mantan Presiden SBY yang diundang oleh Timor Leste sebagai pembicara dalam forum tersebut tentang konflik masa lalu antara Indonesia dan Timor Leste yang kini sudah rukun.
"Jadi Timor Leste mengundang Pak SBY untuk memberikan pernyataan bagaimana konflik antara Indonesia dan Timur Leste yang panas pada waktu itu sekarang bisa sembuh, jadi saya diminta untuk membacakan statement itu, bagaimana proses penyembuhan itu bisa berlangsung," jelas Dino.
Agenda lainnya di sela-sela sidang Majelis Umum PBB itu berlangsung di sebuah forum UNDP (Badan PBB Urusan Program Pembangunan) di mana Gubernur Jambi Zumi Zola juga menjadi salah seorang pembicara. Zumi Zola merupakan satu-satunya gubernur Indonesia yang diundang ke sidang tahunan Majelis Umum PBB 2017. Pada kesempatan itu iamemaparkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang ada di Jambi dengan memanfaatkan dana zakat bukan APBD untuk membangun listrik di desa-desa tepencil di Jambi yang belum ada aliran listrik.
"Ini memungkinkan untuk membangun, uang zakat ini untuk kebutuhan masyarakat dengan ekonomi menengah ke bawah, apa kebutuhannya ya salah satunya listrik," kata Zumi.
Gubernur Zumi Zola mengatakan gagasan itu mendapat dukungan UNDP dan negara-negara lain termasuk Turki. Made Yoni melaporkan dari markas besar PBB di New York. [my/is]