Menteri Luar Negeri Thailand Don Pramudwinai, Rabu (12/7) mengatakan ia telah bertemu dengan mantan pemimpin Myanmar yang dipenjara Aung San Suu Kyi. Don menjadi pejabat asing pertama yang diberi akses ke peraih Nobel itu sejak penahanannya oleh militer dua tahun lalu.
Tokoh prodemokrasi yang populer itu terancam hukuman 33 tahun penjara karena berbagai dakwaan, dan ditahan di paviliun sebuah penjara di ibu kota Naypyitaw dan telah ditolak untuk menerima kunjungan, termasuk dari tim hukumnya.
Don mengatakan Suu Kyi dalam keadaan sehat tetapi tidak memberikan rincian kapan atau di mana pertemuan itu berlangsung.
Ia menambahkan tujuan melihat Suu Kyi sejalan dengan rencana Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) untuk mewujudkan perdamaian di negara yang dilanda konflik itu.
Don menyebabkan kegemparan bulan lalu ketika ia mengundang rekan-rekan ASEAN ke pertemuan yang bertujuan untuk kembali melibatkan para penguasa militer Myanmar yang dikucilkan yang telah dilarang berpartisipasi dalam pertemuan-pertemuan tingkat tinggi blok tersebut.
Apa yang disebut konsensus lima poin ASEAN adalah satu-satunya proses diplomatik resmi yang dimainkan untuk mencapai perdamaian di Myanmar, tetapi frustrasi meningkat di blok itu atas kegagalan junta untuk mengimplementasikan perjanjian tersebut.
“Pertemuan ini merupakan pendekatan dari teman-teman Myanmar yang ingin melihat penyelesaian secara damai,” kata Don kepada wartawan di sela-sela pertemuan para menteri luar negeri ASEAN di Jakarta.
Kanchana Patarachoke, juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, mengatakan kepada wartawan bahwa pertemuan pribadi diadakan pada hari Minggu dan berlangsung lebih dari satu jam.
"Suu Kyi terlihat sehat secara jasmani dan rohani. (Don) memberi pengarahan kepada ASEAN tentang pertemuan itu pagi ini," katanya.
Suu Kyi dihukum atas lebih dari selusin pelanggaran, mulai dari penghasutan dan penipuan pemilu hingga korupsi dan pelanggaran undang-undang rahasia negara, dalam persidangan-persidangan yang dianggap palsu di seluruh dunia.
Ia menyebut tuduhan-tuduhan itu tidak masuk akal dan sedang mengajukan banding atas hukuman yang dijatuhkan padanya ke Mahkamah Agung.
Kudeta pada tahun 2021 menjerumuskan Myanmar ke dalam kekacauan politik dan sosial. Junta militer mendapat kecaman global atas tindakan kerasnya terhadap lawan-lawan politiknya, seperti Suu Kyi.
Pada pertemuan ASEAN pada hari Rabu, para menteri luar negeri menekankan perlunya persatuan tentang bagaimana mengatasi krisis di Myanmar, kata Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi. [ab/uh]