Menteri-menteri luar negeri Uni Eropa yang berkumpul di ibu kota Kroasia, Zagreb, Jumat (6/3), untuk membahas krisis di provinsi Idlib, Suriah, dengan berhati-hati menyambut baik gencatan senjata Rusia-Turki.
“Tentu saja saya senang dengan gencatan senjata. Gencatan senjata merupakan kabar baik. Setidaknya ada iktikad baik, mari kita lihat efektivitasnya,” kata Wakil Uni Eropa Josep Borrell sewaktu tiba untuk pembicaraan itu.
“Penting sekali sekarang untuk berkonsentrasi pada bantuan kemanusiaan dan saya akan menyambut baik apabila Rusia menghormati konsep koridor bantuan kemanusiaan yang akan diperluas,” kata Menteri Luar Negeri Estonia Urmas Reinsalu.
BACA JUGA: Eropa Berusaha Cari Solusi untuk Cegah Ancaman Krisis Migran BaruBeberapa negara Uni Eropa, yang dipimpin Belanda, telah menyerukan zona larangan terbang di atas Idlib untuk mencegah pasukan pemerintah Suriah dukungan Rusia membombardir target-target sipil.
“Negara-negara Uni Eropa bersedia memberikan bantuan kemanusiaan untuk Idlib. Tantangannya adalah mengirim bantuan ke kawasan itu dan di sanalah gencatan senjata mungkin membantu. Suatu zona larangan terbang mungkin membantu lebih banyak,” kata Menteri Luar Negeri Belanda Stef Blok.
Namun blok beranggotakan 27 negara itu tidak memiliki kewenangan untuk memberlakukan zona larangan terbang, dan para pejabat secara pribadi menyatakan keraguan mereka.
BACA JUGA: Rusia dan Turki Sepakat Gencatan Senjata di Idlib, SuriahPresiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, hari Kamis (5/3) menyepakati gencatan senjata di Idlib, provinsi di bagian barat laut Suriah, menyusul meredanya ketegangan di kawasan.
Di Moskow hari Kamis, kedua pemimpin menyatakan gencatan senjata mulai berlaku tengah malam waktu setempat di Idlib, di mana ofensif Suriah dan Rusia telah membuat lebih dari satu juta warga sipil mengungsi ke perbatasan Turki dalam tiga bulan terakhir. Idlib adalah kubu pertahanan terakhir pemberontak di Suriah.
Ofensif itu telah memicu apa yang mungkin menjadi krisis kemanusiaan terburuk di dunia, sebut PBB.
Putin dan Erdogan mendukung pihak-pihak yang berlawanan dalam perang sembilan tahun di sana. Erdogan mendukung sejumlah kelompok pemberontak Suriah dan Putin mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Rusia dan Turki sebelumnya telah mencapai sejumlah kesepakatan gencatan senjata di Idlib, tetapi tak satupun yang berhasil.
Kedua pemimpin juga sepakat untuk mengamankan satu ruas jalan raya penting di Idlib dengan patroli bersama mulai pekan depan.
Pengumuman ini dikeluarkan beberapa hari setelah Erdogan mengatakan ia akan membuka perbatasan Turki dengan Eropa Barat. Sejak itu, migran memadati perbatasan Turki-Yunani, memicu bentrokan dengan polisi Yunani. Turki menampung lebih dari 3,5 juta orang dari Suriah. [uh/ab]