Kanselir Jerman Angela Merkel melawat ke China hari Rabu (23/5), dengan sebuah delegasi bisnis, di tengah-tengah ketegangan yang muncul di antara AS dan Beijing serta Uni Eropa terkait isu perdagangan dan penolakan Washington atas kesepakatan nuklir dengan Iran.
Kunjungan Merkel ke China menyusul lawatannya ke Washington untuk bertemu Presiden AS Donald Trump, dan ke Sochi, Rusia, untuk melangsungkan pembicaraan dengan Presiden Rusia baru-baru ini.
Meskipun sedang mengalami ketegangan dengan AS, para pejabat Jerman menegaskan komitmen mereka yang berlanjut terhadap hubungan trans-atlantik. Mereka juga membantah dugaan bahwa Jerman sedang berusaha mencari aliansi-aliansi alternatif, bahkan setelah mereka mencapai kesepakatan dengan Rusia dan China terkait kesepakatan nuklir Iran dan isu-isu lain.
Kegiatan Merkel di Beijing pada Kamis adalah termasuk pertemuan dengan PM Li Keqiang, Presiden Xi Jinping serta sejumlah senimana dan ilmuwan. Pada Jumar, ia akan melawat ke Shenzhen, di China selatan.
Menjelang lawatannya itu, kanselir terebut mengatakan bahwa pembicaraannya dengan para pemimpin China akan membahas isu-isu seperti peraturan hukum, ekonomi dan sengketa perdaganagn internasional.
Amnesty International, Rabu, meminta Merkel dalam pertemuan-pertemuannya itu mengangkat isu mengenai penangkapan Liu Xia, janda pemenang Nobel Perdamaian Liu Xiaobo, dan menyerukan pembebasannya. [ab/uh]