Kelompok militan Nigeria yang dikenal sebagai Ansaru mengatakan telah membunuh tujuh sandera asing yang diculik bulan lalu di negara bagian Bauchi, Nigeria utara.
AFRIKA BARAT —
Kelompok radikal Nigeria, yang dikenal dengan julukan Ansaru, mengatakan telah membunuh tujuh sandera sebagai pembalasan terhadap apa yang dikatakan sebagai rencana Inggris dan Nigeria untuk menyelamatkan mereka, dengan mengutip laporan-laporan media setempat.
Sebuah video tanpa suara di YouTube menunjukkan apa yang disebut sebagai jenazah para sandera. Empat mayat terlihat pada jarak yang agak jauh, sementara tiga lainnya terlihat dari jarak dekat. Mayat seorang pria satu matanya hilang.
Pemerintah Nigeria tidak mengomentari laporan tersebut. Namun para pejabat Eropa mengatakan para sandera telah dibunuh. Empat dari mereka adalah warga Lebanon, seorang warga Yunani, seorang warga Italia dan seorang lainnya warga Inggris.
Menteri Luar Negeri Inggris William Hague mengecam eksekusi para sandera itu dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi, dan berjanji akan terus bekerjasama melawan teroris di Nigeria.
Nama lengkap Ansaru dalam bahasa Arab berarti "Pengawal Terdepan bagi Perlindungan Muslim di Afrika Hitam." Kelompok ini merilis pernyataan pertamanya pada bulan Januari 2012 dan diyakini berada di balik penculikan 17 warga asing.
Sebagian pihak meyakini bahwa Ansaru merupakan sempalan dari kelompok Islamis militan Nigeria, Boko Haram, yang diduga bertanggungjawab atas lebih dari 1.500 kematian sejak 2009.
Pemimpin Ansaru mengatakan Boko Haram terlalu fokus menyerang warga Nigeria, dan bukan warga Barat, yang disebutnya sebagai musuh-musuh Islam yang sesungguhnya.
Para pakar keamanan mengatakan taktik dan sasaran Ansaru mengindikasikan kedekatannya dengan afiliasi al-Qaida di Afrika Utara yang sering melakukan penculikan dengan meminta tebusan, al-Qaida di Maghreb Islam.
Ansaru telah menarget warga Perancis dan orang-orang yang mendukung intervensi militer pimpinan Perancis terhadap jihadis di utara Mali yang kini telah berlangsung selama dua bulan.
Kelompok ini menyerang sebuah konvoi militer Nigeria menuju Mali pada tanggal 20 Januari, menewaskan dua tentara.
Selain tujuh sandera yang kini dilaporkan tewas, Ansaru juga telah mengklaim bertanggung jawab atas penculikan seorang insinyur Perancis di Nigeria utara pada bulan Desember dan sebuah keluarga Perancis beranggotakan tujuh orang - termasuk empat anak - bulan lalu di Kamerun utara.
Perusahaan intelijen global yang berkantor di Amerika, Stratfor, mengatakan kegiatan Ansaru itu adalah tanda bahwa "penculikan yang meluas" adalah akibat dari dari intervensi di Mali.
Sebuah video tanpa suara di YouTube menunjukkan apa yang disebut sebagai jenazah para sandera. Empat mayat terlihat pada jarak yang agak jauh, sementara tiga lainnya terlihat dari jarak dekat. Mayat seorang pria satu matanya hilang.
Pemerintah Nigeria tidak mengomentari laporan tersebut. Namun para pejabat Eropa mengatakan para sandera telah dibunuh. Empat dari mereka adalah warga Lebanon, seorang warga Yunani, seorang warga Italia dan seorang lainnya warga Inggris.
Menteri Luar Negeri Inggris William Hague mengecam eksekusi para sandera itu dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi, dan berjanji akan terus bekerjasama melawan teroris di Nigeria.
Nama lengkap Ansaru dalam bahasa Arab berarti "Pengawal Terdepan bagi Perlindungan Muslim di Afrika Hitam." Kelompok ini merilis pernyataan pertamanya pada bulan Januari 2012 dan diyakini berada di balik penculikan 17 warga asing.
Sebagian pihak meyakini bahwa Ansaru merupakan sempalan dari kelompok Islamis militan Nigeria, Boko Haram, yang diduga bertanggungjawab atas lebih dari 1.500 kematian sejak 2009.
Pemimpin Ansaru mengatakan Boko Haram terlalu fokus menyerang warga Nigeria, dan bukan warga Barat, yang disebutnya sebagai musuh-musuh Islam yang sesungguhnya.
Para pakar keamanan mengatakan taktik dan sasaran Ansaru mengindikasikan kedekatannya dengan afiliasi al-Qaida di Afrika Utara yang sering melakukan penculikan dengan meminta tebusan, al-Qaida di Maghreb Islam.
Ansaru telah menarget warga Perancis dan orang-orang yang mendukung intervensi militer pimpinan Perancis terhadap jihadis di utara Mali yang kini telah berlangsung selama dua bulan.
Kelompok ini menyerang sebuah konvoi militer Nigeria menuju Mali pada tanggal 20 Januari, menewaskan dua tentara.
Selain tujuh sandera yang kini dilaporkan tewas, Ansaru juga telah mengklaim bertanggung jawab atas penculikan seorang insinyur Perancis di Nigeria utara pada bulan Desember dan sebuah keluarga Perancis beranggotakan tujuh orang - termasuk empat anak - bulan lalu di Kamerun utara.
Perusahaan intelijen global yang berkantor di Amerika, Stratfor, mengatakan kegiatan Ansaru itu adalah tanda bahwa "penculikan yang meluas" adalah akibat dari dari intervensi di Mali.