Militan Taliban Tewaskan 100 Tentara Afghanistan

Asap tampak mengepul selama pertempuran antara tentara Afghanistan melawan militan Afghanistan di provinsi Ghazni, Afghanistan (10/8).

Para pejabat Afghanistan hari Senin (13/8) mengukuhkan bahwa 100 orang tentara pemerintah dan 30 warga sipil tewas dalam pertempuran melawan Taliban di kota Ghazni, di timur laut.

Menteri Pertahanan Jenderal Tariq Shah Bahrami mengatakan, pasukan pemerintah yang dibantu serangan udara sekutu, berhasil membunuh hampir 200 pemberontak, termasuk warga Arab, Chechen dan Pakistan.

Bahrami bertekad akan memulihkan keadaan di ibukota propinsi itu dalam dua hari mendatang dengan mengusir pemberontak Taliban dari kota itu.

Tapi jurubicara Taliban, Zahibullah Mujahid dengan cepat membantah klaim pemerintah itu, dan mengatakan pasukannya telah mengepung pasukan pemerintah Afghanistan di banyak bagian kota.

Konfirmasi independen belum bisa diperoleh, tapi sebuah pernyataan militer Amerika hari Senin mengatakan, kota Ghazni masih berada dibawah kekuasaan pasukan Afghanistan. Katanya, penasihat-penasihat militer Amerika telah membantu pasukan Afghanistan, “dan sejak hari Jumat serangan udara Amerika telah menghantam Taliban dengan kuat, menewaskan lebih dari 140 orang.”

Jurubicara tentara Amerika, Letkol. Martin O’Donnell mengatakan kota itu tetap berada dalam kekuasaan pemerintah, dan pasukan Taliban yang terpecah dan terpisah-pisah yang masih ada di dalam kota tidak akan bisa merebut kota itu, seperti yang dilaporkan sejumlah pihak.”

Tapi penduduk yang melarikan diri dari kota Ghazni mengatakan kepada media lokal hari Minggu, bahwa Taliban menguasai sebagian besar kota itu, dan pertempuran sedang berkecamuk di sekitar kantor gubernur dan kantor polisi.

Taliban juga menyergap konvoi-konvoi militer yang sedang menuju ke Ghazni untuk memperkuat pasukan pemerintah yang kewalahan menghadapi pemberontak.

Kota Ghazni terletak di jalan raya yang menghubungkan propinsi-propinsi Afghanistan utara dan selatan, termasuk ibukota Kabul. Pertempuran itu telah mengakibatkan lalu lintas macet dalam empat hari terakhir dan ribuan penumpang terlantar. [ii]