Truk-truk yang membawa bantuan yang sangat dibutuhkan untuk Jalur Gaza meluncur melintasi dermaga terapung yang baru selesai dibangun oleh militer AS ke daerah kantong yang terkepung itu untuk pertama kalinya pada hari Jumat (17/5) ketika pembatasan Israel terhadap penyeberangan perbatasan dan pertempuran sengit menghambat makanan dan pasokan lainnya mencapai warga di sana.
Pengiriman tersebut adalah yang pertama dalam operasi yang diantisipasi oleh para pejabat militer Amerika akan mencapai 150 truk per hari yang memasuki Jalur Gaza selagi Israel terus menekan kota Rafah di Gaza selatan.
Namun AS dan kelompok-kelompok bantuan juga memperingatkan bahwa proyek dermaga tersebut tidak dianggap sebagai pengganti pengiriman darat yang dapat membawa semua makanan, air dan bahan bakar yang dibutuhkan di Gaza. Sebelum perang, rata-rata lebih dari 500 truk memasuki Gaza setiap harinya.
BACA JUGA: Militer AS: Dermaga untuk Salurkan Bantuan ke Gaza Sudah SiapKeberhasilan operasi tersebut juga masih lemah karena risiko serangan militan, hambatan logistik dan meningkatnya kekurangan bahan bakar untuk menjalankan truk akibat blokade Israel di Jalur Gaza.
Komando Pusat militer AS mengakui gerakan bantuan tersebut dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat, dengan mengatakan bahwa bantuan pertama menyeberang ke Gaza pada pukul 9 pagi. Pernyataan itu mengatakan bahwa tidak ada tentara Amerika yang turun ke darat dalam operasi tersebut.
“Ini adalah upaya multinasional yang berkelanjutan untuk memberikan bantuan tambahan kepada warga sipil Palestina di Gaza melalui koridor maritim yang sepenuhnya bersifat kemanusiaan, dan akan melibatkan komoditas bantuan yang disumbangkan oleh sejumlah negara dan organisasi kemanusiaan,” kata komando tersebut.
Pasukan AS selesai memasang dermaga terapung pada hari Kamis. Beberapa jam kemudian, Pentagon mengatakan bahwa bantuan kemanusiaan akan segera mulai mengalir dan diperkirakan tidak akan terjadi penumpukan dalam proses distribusi, yang dikoordinasikan oleh PBB. [lt/uh]