Kepala Staf Pertahanan Nigeria Laksamana Udara Alex Badeh mengatakan pada wartawan di Abuja, Senin (26/5) bahwa operasi militer dapat membahayakan para gadis tersebut.
Seorang pejabat militer papan atas di Nigeria mengatakan militer mengetahui di mana lebih dari 200 siswi sekolah yang diculik militan Islamis berada, namun mengatakan sulit menggunakan kekerasan untuk menyelamatkan mereka.
Kepala Staf Pertahanan Nigeria Laksamana Udara Alex Badeh mengatakan pada wartawan di Abuja, Senin (26/5), bahwa operasi militer dapat membahayakan para gadis tersebut.
"Kita tidak dapat membunuh mereka dalam upaya membawa mereka kembali," ujarnya. "Kabar baik bagi para orangtua siswi adalah bahwa kami tahu di mana mereka berada, tapi kami tidak dapat memberitahu Anda."
Para siswi diculik pada pertengahan April ketika sedang menjalani ujian di sekolah menengah pertama di sebuah desa terpencil Chibok di wilayah utara.
Militan Boko Haram telah mengklaim tanggung jawab penculikan tersebut dan mengatakan mereka ingin menukar perempuan-perempuan muda itu dengan para anggota kelompok yang dipenjara.
Presiden Nigeria Goodluck Jonathan dan pemerintahnya sedang mendapat kecaman tajam di dalam negeri dan luar negeri atas kegagalan mereka menolong anak-anak perempuan yang hilang itu. Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, memberi pertolongan kepada Nigeria untuk mencari para anak sekolah tersebut.
Kepala Staf Pertahanan Nigeria Laksamana Udara Alex Badeh mengatakan pada wartawan di Abuja, Senin (26/5), bahwa operasi militer dapat membahayakan para gadis tersebut.
"Kita tidak dapat membunuh mereka dalam upaya membawa mereka kembali," ujarnya. "Kabar baik bagi para orangtua siswi adalah bahwa kami tahu di mana mereka berada, tapi kami tidak dapat memberitahu Anda."
Para siswi diculik pada pertengahan April ketika sedang menjalani ujian di sekolah menengah pertama di sebuah desa terpencil Chibok di wilayah utara.
Militan Boko Haram telah mengklaim tanggung jawab penculikan tersebut dan mengatakan mereka ingin menukar perempuan-perempuan muda itu dengan para anggota kelompok yang dipenjara.
Presiden Nigeria Goodluck Jonathan dan pemerintahnya sedang mendapat kecaman tajam di dalam negeri dan luar negeri atas kegagalan mereka menolong anak-anak perempuan yang hilang itu. Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, memberi pertolongan kepada Nigeria untuk mencari para anak sekolah tersebut.