Mitt Romney Raih Kemenangan Besar di New Hampshire

Mantan Gubernur Massachusetts, Mitt Romney, didampingi isterinya, Ann Romney, menyalami para pendukungnya di kota Manchester setelah dipastikan menang telak dalam pemilihan pendahuluan di negarabagian New Hampshire (10/1).

Dari sekitar 91 persen suara yang dihitung, Mitt Romney meraih 39 persen suara, disusul Ron Paul di tempat kedua dengan 23 persen, dan Jon Hunstman di tempat ketiga dengan 17 persen.

Wartawan VOA Ian Umar mengunjungi sejumlah TPS di kota Concord, dan melaporkan hasil akhir dari pemilu pendahuluan di New Hampshire.

Selasa pagi warga kota Concord, New Hampshire menjalani rutinitas pagi mereka sedikit berbeda. Pagi ini pemilihan pendahuluan dilakukan, warga berdatangan untuk memilih capres dari partai Republik dan Demokrat. Pemilihan pendahuluan di New Hampshire sangat penting bagi para kandidat capres baik dari partai Republik dan Demokrat.

Romney tampak bersemangat ketika berbicara kepada para pendukungnya, saat merayakan kemenangannya di kota Manchester. "Terima kasih, (warga) New Hampshire! Malam ini kita membuat sejarah," katanya.

Romney berhasil menang dengan mudah di negarabagian New Hampshire - yang merupakan pemilihan pendahuluan pertama di Amerika, dan biasanya menjadi ujian penting bagi para kandidat yang ingin memenangkan nominasi pada pemilihan Presiden nanti.

Dalam pidato kemenangannya, Romney kurang memberikan perhatian pada para pesaingnya dari Partai Republik, namun lebih menyoroti perbedaannya dengan Presiden Obama.

"Kita masih percaya bahwa Amerika merupakan negara (yang menawarkan) peluang dan sebuah mercusuar kebebasan. Kita percaya kepada Amerika yang menantang kita masing-masing untuk menjadi lebih baik dan lebih besar dari diri kita sendiri. Dalam pemilu ini, mari kita pergi untuk berjuang untuk Amerika yang kita cintai karena kita percaya kepada Amerika. Terima kasih banyak! Tuhan memberkati Amerika," katanya.

Presiden Barack Obama, kandidat dari partai Demokrat tidak mendapat banyak tantangan, tapi para pendukungnya masih datang ke TPS-TPS untuk memastikan Obama memenangkan suara di New Hampshire.

Lain halnya dalam partai Republik, persaingan tetap ketat di antara para capres. Mitt Romney walaupun diunggulkan untuk menang juga mendapat tantangan dari capres lainnya seperti Ron Paul, John Huntsman, Newt Gingrich, Rick Santorum dan Rick Perry.

Mitt Romney mengatakan jika ia terpilih menjadi presiden Amerika, ia akan memangkas pengeluaran pemerintah, menghapuskan program yang tidak berguna, menyeimbangkan anggaran belanja dan membatasi jumlah pengeluaran pemerintah.

Para pemilih di New Hampshire dikenal sering memberi kejutan dalam hasil pemilu, sebagai contoh tahun 2000 pemilih independen memberi dukungan yang sangat besar kepada John McCain, ia memperoleh 62 persen suara dari pemilih independen. John McCain juga menerima mayoritas suara dari pemilih independen dalam pemilu tahun 2008, namun jumlah kemenangannya lebih kecil, 38 persen suara, sedangkan saat itu Mitt Romney mendapat 30 persen suara.

Masing-masing capres dari partai Republik Selasa malam mengadakan pertemuan dengan para pendukungnya. Hasil pemilihan pendahuluan di New Hampshire sudah resmi diumumkan dan yang keluar sebagai pemenang adalah mantan gubernur Massachusetts Mitt Romney, Ron Paul merebut tempat kedua, sementara John Huntsman yang juga mantan dutabesar Amerika untuk Tiongkok berada di posisi ketiga.

Dalam beberapa hari belakangan menjelang pemilihan pendahuluan di New Hampshire Mitt Romney mendapat kecaman keras dari para saingannya, hal ini dikarenakan salah satu landasan yang digunakan dalam kampanye Mitt Romney adalah pengalamannya sebagai CEO dari perusahaan investor besar.

Mantan CEO dari perusahaan Bain Capital itu mengatakan pengalamannya dalam "perekonomian nyata" menunjukkan bahwa ia tahu bagaimana menciptakan lapangan kerja dan dengan demikian ia merupakan calon paling tepat untuk memimpin negara selama masa ekonomi yang sulit.

Tapi kebanyakan masyarakat Amerika masih marah kepada Wall Street karena perannya dalam krisis keuangan, pengalaman Mitt Romney sebagai CEO yang memimpin sebuah perusahaan ekuitas swasta dengan penghasilan jutaan dollar dapat menjadi pukulan balik bagi dirinya dalam kampanye capres Amerika.

Seluruh capres dari partai Republik saat ini menuju negarabagian South Carolina untuk melanjutkan kampanye bagi pemilihan pendahuluan tanggal 21 Januari. Capres Newt Gingrich, Rick Santorum dan Rick Perry yang mendapat dukungan dari pihak konservatif sosial berharap akan mendapat lebih banyak dukungan di negarabagian South Carolina yang lebih konservatif.

Romney dengan mudah mengalahkan lima pesaingnya dari partai Republik, satu minggu setelah menang tipis pada kaukus Iowa. Dengan kemenangan di New Hampshire ini, Romney menjadi favorit kuat untuk menjadi penantang Presiden Barack Obama dalam pemilu bulan November tahun ini.

Dari hasil perhitungan sementara, berdasarkan sekitar 91 persen suara yang dihitung, Mitt Romney meraih sekitar 39 persen suara, disusul oleh anggota Kongres asal Texas Ron Paul di tempat kedua dengan 23 persen, dan mantan Gubernur Utah yang juga mantan Dubes AS untuk Tiongkok, Jon Hunstman di tempat ketiga dengan 17 persen.

Mantan Senator Pennsylvania, Rick Santorum, yang pada kaukus Iowa hanya kalah tipis 8 suara dari Mitt Romney merosot di tempat kelima, dengan perolehan hanya sekitar 9 persen suara.

Pakar politik American University, Allan Lichtman mengatakan, kemenangan Romney merupakan pukulan serius bagi para pesaingnya dari partai Republik. Ia mengatakan, jika Mitt Romney berhasil memenangkan pemilihan pendahuluan berikutnya di negara bagian South Carolina, maka hampir dapat dipastikan bahwa Romney akan memenangkan nominasi Partai Republik untuk pilpres November mendatang.

Setelah New Hampshire, para kandidat partai Republik akan berkampanye ke selatan untuk negara bagian South Carolina. Di daerah selatan yang terkenal lebih konservatif, Romney kemungkinan akan mendapatkan serangan intensif dari pesaingnya yang konservatif, seperti mantan Senator Pennsylvania Rick Santorum, mantan Ketua DPR AS Newt Gingrich dan Gubernur Texas, Rick Perry.