Tim jaksa Perancis mengatakan tersangka pembunuh tujuh orang termasuk anak-anak di sebuah sekolah Yahudi di Perancis selatan tewas setelah serbuan Kamis pagi di apartemennya.
Jaksa Francois Mollins mengatakan, satuan-satuan khusus polisi diinstruksikan berbuat semua yang mereka bisa lakukan untuk menangkap tersangka, Mohamed Merah dalam keadaan hidup. Tapi ketika mereka memasuki apartemennya di kota Toulouse setelah pengepungan 32 jam, dia keluar dari kamar mandi sambil menghamburkan tembakan, dan kemudian melompat dari balkon. Mollins mengatakan Merah tertembak di kepala.
Dua polisi dilaporkan cedera dalam penggerebekan itu.
Dalam pidato televisi hari Kamis presiden Nicolas Sarkozy bertekad akan menindak indoktrinasi ekstremis, dan siapapun yang secara teratur mengunjungi situs Internet yang mendukung terorisme atau mengobarkan kebencian dan kekerasan akan dihukum. Dia juga mengimbau persatuan nasional setelah penembakan itu.
Merah, seorang warga Perancis keturunan Aljazair, dituduh sebagai pelaku penembakan membabi buta tanggal 11 Maret yang awalnya menarget tiga tentara Perancis dan kemudian seorang rabbi dan tiga siswa di sebuah sekolah Yahudi di Toulouse. Serangan-serangan itu dilakukan dari sepeda motor dan pihak berwenang mengatakan senjata yang sama digunakan dalam semua serangan itu.
Dikatakan, Merah menganut Islam radikal dan telah berkunjung ke Afghanistan dan kubu militan Pakistan di Waziristan, di mana ia mengaku telah menerima pelatihan dari al-Qaeda. Dia juga memiliki catatan panjang kejahatan kecil di Perancis di mana dia pernah menjalani hukuman penjara.
Seorang pejabat kontraterorisme Amerika mengatakan Merah berada di daftar teroris yang diketahui atau dicurigai yang dilarang terbang ke Amerika. Pejabat itu, yang berbicara dengan syarat tidak disebutkan namanya karena penyelidikan yang sedang berlangsung,mengatakan Merah telah dimasukkan dalam daftar larangan terbang sejak tahun 2010 .
Menteri Dalam Negeri Claude mengatakan tersangka marah atas intervensi militer Perancis di luar negeri, dan mengatakan ia ingin membalas pembunuhan anak-anak Palestina di Timur Tengah.
Perdana Menteri Palestina Salam Fayyad mengutuk pembunuhan itu, dengan mengatakan sudah waktunya bagi penjahat untuk tidak lagi menggunakan orang Palestina untuk membenarkan perjuangan mereka.
Presiden Amerika Barack Obama menelpon Presiden Perancis Nicolas Sarkozy dari pesawat kepresidenan Amerika ketika dalam perjalanan ke Nevada. Menurut pernyataan Gedung Putih, Presiden Obama mengutarakan solidaritas dengan Presiden Sarkozy, pemerintahannya dan rakyat Perancis. Presiden Obama menekankan bahwa rakyat Amerika akan membantu Perancis dalam menghadapi cobaan ini.