Motif Pemboman di New York Belum Diketahui

Petugas dari Biro Penyelidik Federal (FBI) terus melakukan investigasi di lokasi terjadinya ledakan di kawasan Chelsea, Manhattan, New York hari Minggu (18/9).

Polisi di New York meminta bantuan masyarakat untuk memberikan informasi setelah sebuah ledakan di kawasan Chelsea, Manhattan melukai 29 orang hari Sabtu (17/9) malam.

Pihak berwenang di kota New York menyebut ledakan itu merupakan “aksi yang disengaja.” Gubernur New York Andrew Cuomo menyebut insiden itu “aksi terorisme” dalam sebuah konferensi pers Minggu (18/9) pagi, tapi menegaskan bahwa tidak ada bukti itu merupakan “terorisme internasional.”

Dalam konferensi pers di New York Minggu, walikota New York Bill DeBlasio menyebut ledakan itu sebagai “pemboman,” tetapi menolak menyatakan ledakan itu sebagai terorisme.

“Kita belum mengetahui motivasinya, atau alasannya,” katanya, serta menambahkan bahwa “insiden itu disengaja. Jelas itu merupakan aksi kekerasan dan kriminal.”

Sekitar 1.000 orang polisi dan Garda Nasional tambahan akan berpatroli di layanan transportasi umum di seluruh kota itu “untuk berjaga-jaga,” kata Cuomo. Dia menambahkan bahwa ke-29 korban yang mengalami luka-luka telah keluar dari rumah sakit.

Bom itu meledak di kawasan yang ramai dengan bar, restoran dan tempat tinggal dan terjadi pada waktu yang sibuk di kota terpadat di AS ketika para pemimpin dunia tiba di New York untuk menghadiri Sidang Majelis Umum PBB pekan ini. [vm/al]