Murid Keturunan Asia di AS Unggul dalam Matematika, Sains

  • Matt Hilburn

Alex Jacobs mengerjakan soal-soal matematika di Sekolah Menengah Reynoldsburg di Reynoldsburg, Ohio. (Foto: Dok)

Sebuah studi menunjukkan bahwa siswa-siswa Amerika keturunan Asia lebih unggul dalam pelajaran matematika dan sains.
Siswa-siswa keturunan Asia di Amerika mengungguli kelompok ras atau etnis lain dalam pelajaran matematika dan sains, menurut sebuah studi baru yang meneliti 367 siswa kelas 10 di wilayah Philadelphia.

Studi tersebut, diterbitkan dalam Psychology of Women Quarterly, mengklaim sebagai "studi pertama yang meneliti perilaku dan pencapaian dalam matematika dan sains pada persimpangan gender dan etnisitas dari empat kelompok etnis besar," termasuk kulit putih, Asia Amerika, Latino dan Afrika Amerika.

“Remaja keturunan Asia secara konsisten memperlihatkan pencapaian tertinggi dibandingka remaja lain, yang mencerminkan stereotip 'minoritas teladan'," tulis para peneliti.

"Secara kontras, pencapaian yang rendah dari pria-pria Latino dan Afrika Amerika persisten dan merupakan tren yang mengkhawatirkan."

Meski survei-survei mengindikasikan bahwa kelompok Asia Amerika unggul dalam matematika dan sains, Profesor Nicole Else-Quest dari University of Maryland, Baltimore County, dan penulis utama studi tersebut, tidak ingin data tersebut menegaskan persepsi "minoritas teladan" mengenai Asia Amerika.

"Saya kira stereotip itu berbahaya untuk semua orang, baik yang terkena imbas positif atau tidak," ujarnya.

"Hal itu mengkotak-kotakkan orang dan membatasi kita. Saat kita berbicara mengenai Asia Amerika, kita harus melihatnya sebagai populasi yang sangat beragam dengan bermacam budaya dan beraneka tingkat status dan kelancaran berbahasa."

Meski jumlah perempuan tetap rendah dalam karir-karir yang terkait matematika dan sains, studi tersebut menemukan bahwa siswa-siswa perempuan dan laki-laki mendapatkan nilai yang serupa dalam kedua bidang tersebut.

Studi tersebut juga menemukan bahwa murid laki-laki dari semua etnisitas dilaporkan memiliki persepsi yang lebih besar dalam matematika, sementara siswa perempuan diasosiasikan lebih besar dalam pelajaran sains.

"Meski ada kesamaan gender dalam pencapaian matematika dan sains, remaja perempuan cendering yakin bahwa kemampuan sains, teknologi, teknik dan matematika mereka sama kuatnya dengan teman sekelas mereka yang pria," ujar Else-Quest.

Else-Quest mengatakan tujuan berikutnya dari studi yang berlangsung tiga tahun tersebut adalah untuk mengetahui peran orangtua dalam membentuk persepsi mengenai matematika dan sains.