Myanmar mendakwa empat wartawan dan CEO sebuah jurnal mingguan melanggar hukum rahasia negara, karena menerbitkan sebuah laporan mengenai dugaan pabrik senjata kimia.
Kasus ini memperbaharui keprihatinan tentang kebebasan media di Myanmar, yang telah menjalani serangkaian reformasi sejak kekuasaan militer langsung berakhir pada tahun 2011.
Laporan itu, yang muncul dalam "Journal Unity" yang berbasis di Rangoon pada tanggal 25 Januari, mengklaim sebuah pabrik senjata kimia rahasia sedang dibangun di kota Pauk, Burma tengah.
Pemerintah mengakui bahwa sarana sebesar 12 kilometer persegi itu adalah pabrik milik kementerian pertahanan, namun membantah sarana itu ada hubungannya dengan senjata kimia.
Empat editor dan CEO jurnal itu ditangkap pekan lalu. Media pemerintah mengatakan Rabu malam (5/2), mereka telah dituduh mengungkapkan rahasia resmi dan melakukan pelanggaran terhadap daerah terlarang pabrik itu.
Para pejabat mengatakan tuduhan itu diajukan sesuai dengan Undang-undang Rahasia Negara Myanmar yang berusia 90 tahun, meskipun tidak jelas rahasia negara apa, jika ada, yang diungkapkan dalam artikel tersebut.
Laporan itu, yang muncul dalam "Journal Unity" yang berbasis di Rangoon pada tanggal 25 Januari, mengklaim sebuah pabrik senjata kimia rahasia sedang dibangun di kota Pauk, Burma tengah.
Pemerintah mengakui bahwa sarana sebesar 12 kilometer persegi itu adalah pabrik milik kementerian pertahanan, namun membantah sarana itu ada hubungannya dengan senjata kimia.
Empat editor dan CEO jurnal itu ditangkap pekan lalu. Media pemerintah mengatakan Rabu malam (5/2), mereka telah dituduh mengungkapkan rahasia resmi dan melakukan pelanggaran terhadap daerah terlarang pabrik itu.
Para pejabat mengatakan tuduhan itu diajukan sesuai dengan Undang-undang Rahasia Negara Myanmar yang berusia 90 tahun, meskipun tidak jelas rahasia negara apa, jika ada, yang diungkapkan dalam artikel tersebut.