Napi di Bali Gelar Konser Musik dari Balik Terali

Para narapidana masih di lembaga pemasyarakatan Kerobokan, Bali. (Foto: Dok)

Program rehabilitasi penjara, yang dimandatkan UU untuk para narapidana yang tertangkap dengan sejumlah kecil narkoba, memberikan alat-alat musik untuk band tersebut.

Di halaman dalam penjara Bali, delapan narapidana yang membentuk kelompok musik "Anak Terali Besi" atau Antrabez mengguncang penonton dengan lagu-lagu mereka yang berlirik anti-narkoba.

Band tersebut dibentuk di lembaga pemasyarakatan Kerobokan bulan Juli, terdiri dari enam laki-laki dan dua perempuan yang menjalani hukuman dari tiga bulan sampai empat tahun untuk kasus narkoba.

"Orang-orang di luar sana boleh bilang kami sampah masyarakat," ujar pendiri band dan giratis Oktav Sicilia, 35, yang dihukum tiga tahun karena memiliki mariyuana.

"Tapi kadang-kadang sampah itu berguna. Ketika kita mendaur ulang sampah, terkadang kita menciptakan produk yang lebih baik."

Program rehabilitasi penjara, yang dimandatkan undang-undang untuk para narapidana yang tertangkap dengan sejumlah kecil narkoba, memberikan alat-alat musik untuk band tersebut.

Pihak berwenang berharap keberhasilan mereka akan menunjukkan manfaat program-program tersebut.

Mencari waktu berlatih sebagai band beranggotakan gender yang berbeda-beda ternyata sulit, ujar Oktav, sehingga band itu kadang-kadang tampil tidak lengkap.

Dalam sebuah konser di penjara Sabtu lalu (29/10), band itu tampil untuk sesama napi, sipir dan media tanpa pemain bass mereka.

Meski menghadapi kendala, band tersebut terus bergerak maju, berusaha menggalang dana untuk merilis album mereka "Saatnya Berubah".

Mereka baru-baru ini merilis dua video musik, salah satunya berjudul "Syukuri Ujianmu" menampilkan potongan-potongan gambar hitam putih mengenai kehidupan penjara.

Sutradara video tersebut, Erick Est, mengatakan ia dikontak oleh kepala penjara Kerobokan, Slamet Prihantara, untuk membantu grup tersebut.

"Ketika saya pertama kali mempelajari lagu-lagu mereka, lagu-lagunya sangat bagus, sangat menyentuh dan semuanya menceritakan kisah-kisah nyata mereka," ujarnya. [hd]