Sebagai tanggapan atas konflik di Krimea, para Menlu NATO sepakat untuk menangguhkan kerjasama sipil dan militer dengan Rusia hari Selasa (1/4).
Menteri-menteri luar negeri NATO mengatakan mereka menangguhkan kerjasama sipil dan militer dengan Rusia karena konflik mengenai Ukraina.
Dalam pernyataan bersama setelah pertemuan mengenai Ukraina di Brussels, Belgia hari Selasa (1/4), para Menlu negara-negara anggota NATO tersebut mengatakan dialog politik NATO dengan Rusia bisa dilanjutkan bilamana diperlukan.
Mereka menyatakan tidak mengakui upaya Rusia menganeksasi semenanjung Krimea milik Ukraina yang mereka sebut “ilegal dan tidak sah”. Mereka mendesak Rusia agar mengambil langkah-langkah “secepatnya” dan kembali mematuhi hukum internasional
Kantor berita AP mengutip pejabat yang tidak disebut namanya yang menghadiri pertemuan itu mengatakan para menteri luar negeri sepakat dengan sejumlah langkah yang akan diambil termasuk penggelaran dan diperkuatnya aset-aset militer anggota NATO di wilayah timur seperti Polandia dan negara-negara Baltik, sebuah peningkatan kesiapan bagi pasukan tanggap cepat NATO dan kemungkinan peninjauan kembali rencana tanggapan krisis, pelatihan militer dan jadwal latihan NATO.
Menteri-menteri luar negeri NATO itu juga bertekad untuk meningkatkan kerjasama dengan Ukraina untuk memperkuat kemampuannya untuk menangani keamanannya sendiri.
Dalam pernyataan bersama setelah pertemuan mengenai Ukraina di Brussels, Belgia hari Selasa (1/4), para Menlu negara-negara anggota NATO tersebut mengatakan dialog politik NATO dengan Rusia bisa dilanjutkan bilamana diperlukan.
Mereka menyatakan tidak mengakui upaya Rusia menganeksasi semenanjung Krimea milik Ukraina yang mereka sebut “ilegal dan tidak sah”. Mereka mendesak Rusia agar mengambil langkah-langkah “secepatnya” dan kembali mematuhi hukum internasional
Kantor berita AP mengutip pejabat yang tidak disebut namanya yang menghadiri pertemuan itu mengatakan para menteri luar negeri sepakat dengan sejumlah langkah yang akan diambil termasuk penggelaran dan diperkuatnya aset-aset militer anggota NATO di wilayah timur seperti Polandia dan negara-negara Baltik, sebuah peningkatan kesiapan bagi pasukan tanggap cepat NATO dan kemungkinan peninjauan kembali rencana tanggapan krisis, pelatihan militer dan jadwal latihan NATO.
Menteri-menteri luar negeri NATO itu juga bertekad untuk meningkatkan kerjasama dengan Ukraina untuk memperkuat kemampuannya untuk menangani keamanannya sendiri.