Netanyahu Kecam Obama Soal Resolusi PBB

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpidato di depan konstruksi baru di permukiman Yahudi di wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel sejak 1967 dan dianeksasi untuk Yerusalem. (Foto: Dok)

Resolusi, yang umumnya simbolis itu, bisa menghambat posisi Israel dalam perundingan pada masa depan.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu hari Sabtu (24/12) mengecam keras Presiden AS Barack Obama, menuduhnya ‘’melakukan penghadangan yang memalukan’’ di PBB terkait permukiman di Tepi Barat, dan mengatakan sangat ingin bekerjasama dengan ‘’sahabat’’-nya, yaitu presiden terpilih Donald Trump.

Pernyataan Netanyahu itu disampaikan sehari setelah PBB menyetujui resolusi Dewan Keamanan untuk mengutuk tindakan Israel membangun permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur sebagai ‘’pelanggaran keji’’ terhadap hukum internasional.

Meskipun Amerika Serikat menentang pembangunan pemukiman itu, AS biasanya menggunakan hak veto sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB untuk memblokir resolusi yang mengutuk Israel, dengan mengatakan perselisihan Israel-Palestina harus diselesaikan lewat perundingan.

Resolusi, yang umumnya simbolis itu, bisa menghambat posisi Israel dalam perundingan pada masa depan.

Netanyahu mengatakan abstain-nya AS dalam pemungutan suara di Dewan Keamanan "sangat bertolak belakang" dengan komitmen Amerika, termasuk salah satunya yang disampaikan Obama pada tahun 2011, untuk tidak membuat syarat-syarat perjanjian final tentang Israel di Dewan Keamanan PBB.

"Pemerintah Obama melakukan penghadangan yang memalukan terhadap Israel di PBB," ujar Netanyahu.

AS dan sebagian besar komunitas internasional menilai pembangunan permukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur itu sebagai hambatan menuju perdamaian. Netanyahu menyangkal klaim itu, dan menyalahkan kegagalan upaya mencapai perdamaian pada sikap Palestina yang selalu menolak mengakui negara Israel.

Keputusan AS untuk abstain dalam pemungutan suara di Dewan Keamanan PBB hari Jumat adalah salah satu teguran terbesar Amerika terhadap sekutu sejak lamanya, dan menandai babak terakhir hubungan dingin Netanyahu dan Obama dalam delapan tahun terakhir ini.

Sebaliknya, Palestina menyambut baik resolusi PBB itu. [em]