Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu hari Minggu (26/7) mengatakan Israel “tidak akan membiarkan warga negaranya diancam” di tengah aksi kekerasan lintas-perbatasan seminggu terakhir ini yang melibatkan Lebanon dan Suriah.
Setelah serangan udara Israel untuk membunuh seorang pejuang kelompok Hizbullah di dekat bandara internasional Damaskus, Suriah, pekan lalu, militer Israel memperkuat perbatasan utara dengan pasukan infanteri. Serangan udara itu juga menewaskan empat pejuang asing.
Kelompok militan Lebanon itu bertekad akan membalas pembunuhan para pejuangnya di Suriah itu.
BACA JUGA: Polisi Israel Tangkap Puluhan Orang dalam Protes Anti-NetanyahuDalam sidang kabinet hari Minggu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan “terkait perbatasan di utara, kami bertindak sesuai dengan kebijakan kami yang secara konsisten tidak akan membiarkan militer Iran bercokol atau berkubu di perbatasan utara. Lebanon dan Suriah bertanggung jawab atas serangan apapun yang berasal dari wilayah mereka terhadap Israel.”
Militer Israel hari Jumat (24/7) mengatakan sebuah ledakan di sisi perbatasan dengan Suriah merusak sebuah gedung dan mobil di Dataran Tinggi Golan, yang direbut Israel dari Suriah pada tahun 1967 dan kemudian dianeksasinya.
Militer Israel kemudian mengatakan pihaknya menyerang beberapa helikopter di sejumlah lokasi tentara Suriah sebagai tanggapan terhadap amunisi yang ditembakkan di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Menurut pernyataan militer Israel, sasaran di bagian selatan Suriah itu mencakup pos pengamatan dan sistem pengumpulan data intelijen. [em/lt]