Para pemilih di negara bagian Nevada, AS memberikan suara, Sabtu (22/2), untuk bakal calon presiden yang diusung Partai Demokrat pilihan mereka. Capres terpilih diharapkan bisa mengalahkan petahana Presiden Donald Trump dari Partai Republik dalam pemilu November mendatang.
Kaukus Nevada adalah kontestasi ketiga bagi para bakal calon presiden dari Partai Demokrat, setelah negara bagian Iowa di bagian tengah AS dan New Hampshire di sebelah timur laut AS.
Tak seperti Iowa dan New Hampshire yang didominasi warga kulit putih, Nevada jauh lebih beragam secara etnis. Kurang lebih separuh dari populasi di Nevada adalah orang berkulit putih, 30 persen Hispanik atau keturunan Amerika Latin, 10 persen Afrika-Amerika dan 10 persen Asia.
Para pejabat Partai Demokrat berharap untuk menghindari proses penghitungan suara yang bermasalah di Iowa awal bulan ini. Ketika itu aplikasi penghitungan suara yang digunakan menghasilkan hasil yang tak dapat diandalkan dari daerah pemilihan.
Para pejabat partai di Nevada mengabaikan rencana pekan lalu untuk menggunakan aplikasi yang sama yang digunakan di Iowa. Mereka lebih memilih sebuah "kalkulator kaukus" yang sudah terpasang di iPad. Kalkulator itu akan membantu para petugas menghitung hasil dari para pemilih di tempat-tempat pemilihan dan dari pemilihan awal. Untuk pertama kalinya Nevada memperbolehkan adanya pemilihan awal.
Para pejabat partai memperkirakan hampir 75 ribu orang memberikan suara dalam pemilihan awal selama empat hari. Pemilihan awal itu pada umumnya berlangsung lancar.
Dari ketujuh bakal calon presiden, Senator Bernie Sanders, seorang sosialis demokrat, diperkirakan akan menang di Nevada, menurut berbagai jajak pendapat terbaru. [vm/ft]