Devin Nunes, tokoh senior Partai Republik dalam komite Kongres yang menyelidiki Presiden Donald Trump, hari Minggu (24/11), menolak menjawab pertanyaan apakah ia bertemu dengan seorang mantan pejabat Ukraina untuk mengumpulkan informasi mengenai putra mantan wakil presiden Joe Biden.
Seorang pengacara yang mewakili Lev Parnas, terdakwa rekan pengacara pribadi Trump, Rudolph Giuliani, sejak Jumat mengatakan kepada beberapa kantor berita bahwa Nunes bertemu dengan mantan jaksa penuntut Ukraina Victor Shokin di Wina pada tahun 2018.
Klaim itu kontroversial karena Nunes tidak mengungkapkan pertemuan semacam itu ketika memimpin pembelaan Partai Republik terhadap Presiden Donald Trump dalam dengar pendapat terkait pemakzulan.
Berbicara dalam acara Fox News pada Minggu pagi, Nunes ditanya langsung oleh pembawa berita Fox apakah ia bertemu dengan Shokin. Anggota kongres itu mengatakan ia ingin menjawab pertanyaan tersebut tetapi tidak bisa melakukannya "sekarang."
Nunes berulang kali mengecam proses pemakzulan itu, yang difokuskan pada apakah Trump secara tidak pantas menekan Ukraina untuk melakukan penyelidikan, termasuk yang bisa mempermalukan Biden, kandidat utama dalam persaingan Partai Demokrat untuk melawan Trump tahun depan.
Partai Demokrat sebelumnya mengatakan jika klaim Parnas terbukti kredibel, Nunes bisa menghadapi penyelidikan etika. Parnas, yang didakwa sebagai tersangka kontribusi politik, sedang mengupayakan kekebalan untuk bersaksi dihadapan Komite Intelijen DPR yang sedang melakukan penyelidikan.
Kongres tidak akan bersidang lagi sampai 3 Desember. Tetapi berbicara kepada CNN, Minggu pagi, Ketua komite Adam Schiff mengatakan kemungkinan ada lebih banyak deposisi dan dengar pendapat yang berkaitan dengan penyelidikan pemakzulan tersebut. (my/ka)