Obama Dorong Solusi Jangka Panjang Krisis Eropa di Forum G20

  • Kent Klein

Presiden AS Barack Obama melambaikan tangan sebelum memasuki pesawat kepresidenan Air Force One menuju Cannes, tempat berlangsungnya KTT G20 kali ini.

Presiden Barack Obama menghadiri KTT G20 di Perancis pekan ini dengan harapan membantu Eropa mendapat solusi jangka panjang bagi krisis utangnya.

Krisis utang Eropa tak pelak lagi akan menjadi agenda utama KTT negara-negara G20 di kota Cannes, Perancis.

Kesepakatan Uni Eropa pekan lalu untuk memperbesar dana talangan dan memotong utang Yunani diperkirakan akan mengurangi beban para pemimpin G20. Tetapi keputusan pemimpin Yunani, Senin (31/10), untuk mengadakan referendum atas kesepakatan tersebut mengacaukan rencana tersebut.

Presiden Obama menyebut kesepakatan tersebut sebagai langkah awal penting, tetapi mengatakan masih banyak yang harus dilakukan. “Kuncinya sekarang adalah menjalankan kesepakatan itu secara penuh dan tegas. Dan, saya yakin pemimpin-pemimpin Eropa akan mewujudkannya," kata Presiden Obama.

Polisi Perancis dan anjing pelacaknya memeriksa ruang di mana para pemimpin G20 akan berkumpul untuk KTT di Cannes ini.

Berbagai permasalahan politik dan ekonomi Amerika mungkin akan dibahas dalam KTT tersebut. Tingginya angka pengangguran telah memperlambat pemulihan ekonomi Amerika. Perselisihan antara Partai Demokrat dan Partai Republik membuat negara lain mempertanyakan kemampuan Amerika dalam mengatasi masalah ekonominya.

Sekretaris Pers Gedung Putih, Jay Carney, meyakinkan anggota-anggota G20 bahwa Presiden Obama telah membuat beberapa kemajuan mengenai masalah tersebut. “Jadi, Presiden Obama pergi ke Perancis dengan fakta bahwa kami telah mendorong Kongres untuk bertindak dan ia datang sebagai pemimpin ekonomi dunia terbesar dan mitra hebat dan sekutu dari banyak negara.”

Prioritas lain Obama di Perancis adalah untuk membuka akses yang lebih luas bagi ekspor Amerika ke pasaran luar negeri. “Kami harus meyakinkan bahwa Amerika akan selalu menjadi pasar besar dan kami akan menyambut segala barang dari seluruh dunia, tetapi kami juga harus bisa menjual barang-barang ke seluruh dunia.," ujar Obama.

Presiden Obama akan terus menyuarakan isu sensitif mengenai nilai mata uang Tiongkok, menurut Matthias Matthijs, seorang asisten dosen politik ekonomi internasional pada American University di Washington.

Scheherazade Rehman, Direktur Pusat Penelitian Uni Eropa pada Washington University meragukan bahwa Eropa akan mendukung pandangan Obama mengenai mata uang Tiongkok tersebut.