Pakar: Krisis Kemanusiaan di Yaman Sebenarnya Bisa Dihindari

Barang-barang milik siswa Yaman tampak berserakan setelah serangan udara koalisi pimpinan Saudi menghantam sebuah sekolah di Sanaa, bulan April 2019 lalu (foto: ilustrasi).

Kelompok pakar penting soal Yaman menyalahkan semua pihak yang bertikai atas krisis kemanusiaan gawat yang mengakibatkan penderitaan jutaan warga sipil dalam perang saudara yang telah berlangsung empat tahun.

Menurut para pakar itu, tidak ada pihak yang benar. Semuanya salah. Pemerintah Yaman dan sekutu-sekutunya, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, dan kelompok Houthi yang didukung Iran serta kelompok-kelompok bersenjata yang bersekutu dengannya, semuanya bertanggung jawab atas tragedi dan bencana kemanusiaan yang terus terjadi di negara itu.

Ketua kelompok pakar itu, Kamel Jendoubi mengatakan, krisis kemanusiaan di Yaman, yang mengakibatkan kematian banyak warga sipil tiap hari, sebetulnya bisa dihindari. Ia menyalahkan semua pihak yang terlibat.

“Tidak ada alasan untuk membiarkan penderitaan rakyat Yaman terus berlangsung seperti ini. Saya mendesak masyarakat internasional untuk mendukung rakyat Yaman, karena mereka tidak bisa hidup dimana hak-hak paling dasar mereka terus dilanggar. Tidak ada alasan membiarkan pembantaian, penyiksaan dan pelanggaran HAM ini terus berlangsung,” kata Jendoubi.

Laporan kelompok pakar itu mencatat secara rinci serangan udara dan darat yang ditujukan pada rumah sakit, sekolah dan bangunan sipil lainnya, yang mengakibatkan kematian dan luka-luka. Juga disebutkan pelanggaran HAM yang luas, penangkapan semena-mena dan membuat warga sipil kelaparan sebagai senjata perang. Kata mereka, banyak tindakan ini bisa dikenai tuduhan kejahatan perang, dan para pelakunya harus dibawa ke pengadilan.

Komisaris tinggi HAM PBB Michelle Bachelet sepakat dengan kesimpulan laporan ini. Ia mengatakan, “Rakyat Yaman kini hidup dalam krisis kemanusiaan yang sangat buruk. Setiap sumber kesengsaraan dan penderitaan terkait dalam konflik ini, yaitu perang, penyakit, kelaparan, keruntuhan ekonomi, terorisme internasional, pelanggaran HAM dan kemungkinan kejahatan perang.”

Menurut Bachelet, jumlah korban sipil terus meningkat, dan kebanyakan disebabkan serangan udara yang dilancarkan koalisi pimpinan Arab Saudi.

Laporan paling baru mengatakan jumlah kematian warga sipil sejak bulan Maret tahun 2015, mencapai lebih dari 7.500, termasuk lebih dari seperempatnya anak-anak.

Tapi wakil pemerintah Yaman dengan cepat menepiskan laporan kelompok pakar itu, yang disebutnya sangat bersifat politis. (ii/jm)