Pakistan Bantah Terlibat dalam Serangan terhadap Parlemen Afghanistan

  • Ayaz Gul

Yemenis present documents in order to receive food rations provided in Sana'a, Yemen.

Pakistan membantah tuduhan bahwa agen mata-matanya bertanggung-jawab atas serangan pekan ini terhadap parlemen Afghanistan yang menewaskan dua orang dan mencederai 30 lainnya.

Tuduhan oleh Afghanistan dan bantahan dari Pakistan itu menggarisbawahi sikap saling curiga dan tidak percaya kedua negara, meskipun hubungan bilateral mulai membaik baru-baru ini.

Dinas intelijen Afghanistan menuduh seorang agen intelijen Pakistan, Inter-Services Intelligence (ISI), membantu pemboman dan serangan bersenjata oleh Taliban hari Senin (22/6) di gedung parlemen di Kabul.

Dalam sebuah pernyataan Direktorat Keamanan Nasional juga mengklaim bom mobil yang digunakan dalam serangan itu dibuat di kota Peshawar, Pakistan.

Tapi berbicara di Islamabad hari Kamis (25/6), juru bicara kementerian luar negeri Pakistan, Qazi Khalilullah membantah tuduhan itu bukan hal baru dan menegaskan tekad Pakistan memperkuat kerjasama dengan negara tetangganya itu dalam segala bidang.

"Tuduhan seperti ini telah dilontarkan terhadap ISI dan para petugasnya pada masa lalu. Kami membantah tuduhan ini," kata Khalilullah.

Hubungan Pakistan dengan Afghanistan membaik dalam beberapa bulan terakhir, setelah bertahun-tahun tegang dan saling tuduh negara yang satu mendukung militan di negara lainnya.

Tapi meningkatnya serangan gerilyawan di Afghanistan dan serangan di gedung parlemen itu tampaknya menambah ketegangan dalam hubungan yang rapuh ini, di mana para pejabat Afghanistan terus mengecam Pakistan karena tidak mencegah serangan lintas batas yang dilakukan militan.

Khalilullah mengatakan Pakistan mengecam keras serangan terhadap parlemen Afghanistan dan aksi pemberontakan lainnya sebagai aksi terror, karena mereka menganggap musuh Afghanistan adalah musuh Pakistan juga.

"Ini mencerminkan perasaan rakyat dan pemerintah Pakistan terhadap serangan pengecut tersebut. Serangan teroris terjadi di Pakistan dan di negara-negara lain, tetapi hubungan kita harus dilanjutkan karena kerjasama antara Afghanistan dan Pakistan merupakan kepentingan rakyat di kedua negara," tambahnya.

Penasihat Keamanan Nasional Pakistan Sartaj Aziz mengatakan kepada anggota parlemen hari Kamis bahwa pengaruh apapun yang dimiliki Pakistan terhadap Taliban, akan digunakan untuk membantu dimulainya proses rekonsiliasi di Afghanistan. Tapi ia mengakui perpecahan di antara para pemimpin Taliban telah menghambat upaya Pakistan.

Penasehat keamanan nasional Pakistan menegaskan para pemimpin Taliban yang menentang proses perdamaian di Afghanistan membuat rusuh dengan membuat berbagai pernyataan terbuka, sementara mereka yang mendukung justru "diam."

Sartaj Aziz mengatakan menghidupkan kembali proses perdamaian Afghanistan merupakan "tantangan besar" di tengah meningkatnya aksi kekerasan Taliban di Afghanistan. Namun ia menambahkan, "Pakistan punya harapan keadaan akan membaik, tapi perkembangan dalam beberapa pekan ke depan sangat penting."