Para teknisi dan pasukan Pakistan, Kamis (15/9), membersihkan sebuah jalan raya utama yang memungkinkan para pekerja bantuan mempercepat pengiriman bantuan bagi korban banjir.
Lalu lintas antara kota Quetta yang dilanda banjir dan provinsi bagian selatan, Sindh, sebelumnya terhalang selama berminggu-minggu setelah banjir merusak jalan raya utama itu. Situasi ini memaksa militer untuk mengirimkan bantuan kepada para korban dengan helikopter dan kapal.
Saat mereka membuka kembali jalan raya utama tersebut, para teknisi di provinsi Baluchistan yang dilanda banjir juga memulihkan pasokan listrik untuk jutaan orang, kata sebuah pernyataan pemerintah. Jumlah korban tewas akibat bencana itu kini menjadi lebih jelas. Data resmi pemerintah menunjukkan jumlahnya mencapai 1.486.
Pada hari Kamis, Dana Anak-anak PBB (UNICEF) mengatakan 528 anak-anak termasuk di antara mereka yang tewas akibat banjir.
Pusat Koordinasi dan Respons Banjir Nasional mengatakan banjir menghancurkan 390 jembatan dan merusak lebih dari 12.000 kilometer jalan di seluruh negeri. Tergenangnya jalan raya mempengaruhi respons pemerintah terhadap banjir, dan banyak masyarakat mengeluh karena masih menunggu bantuan pemerintah.
Krisis tersebut memengaruhi lebih dari 33 juta orang dan membuat lebih dari setengah juta orang terpaksa tinggal di tenda-tenda dan tempat hunian darurat. Banjir juga telah menghancurkan 70 persen pertanian gandum, kapas, dan tanaman lainnya di Pakistan.
Awalnya, Pakistan memperkirakan bahwa banjir menyebabkan kerusakan senilai $10 miliar, tetapi sekarang banyak ekonom mengatakan kerugiannya lebih dari $30 miliar. Itu lima kali lebih banyak daripada apa yang akan diperoleh pemerintah Pakistan di bawah program dana talangan Dana Moneter Internasional (IMF). [ab/uh]