Pakistan mengatakan belum memutuskan kapan akan membuka kembali lintas perbatasan kunci bagi kendaraan-kendaraan NATO yang mengangkut pasokan perbekalan untuk tentaranya di Afghanistan, meskipun Amerika telah meminta maaf atas serangan lintas perbatasan yang menewaskan tentara Pakistan.
Juru bicara Menteri Luar Negeri Pakistan, Abdul Basit, hari Kamis memberitahu para wartawan bahwa pihak berwenang kini mengevaluasi situasi keamanan. Ia menolak memberikan kurun waktu dibukanya kembali lintas perbatasan penting itu.
Abdul Basit mengatakan bahwa pemerintah Pakistan akan membuat keputusan mengenai pembukaan kembali rute pasokan perbekalan NATO itu “pada waktu yang tepat“.
Pihak berwenang Pakistan memerintahkan penutupan pos perbatasan Torkhum sepekan lalu setelah helikopter-helikopter NATO menembakkan misil ke sebuah pos militer Pakistan, menewaskan dua tentara dan melukai empat lainnya.
Duta Besar Amerika untuk Pakistan, Anne Patterson, menyebut serangan helikopter itu sebagai “kecelakaan mengerikan” dan meminta maaf kepada Pakistan dan keluarga para korban. Petinggi militer Amerika juga telah menyampaikan belasungkawa dan berjanji akan mengkaji ulang insiden itu untuk mencegah tragedi serupa. Sebuah penyidikan gabungan Pakistan-NATO mengatakan pilot Amerika mengira tentara Pakistan itu adalah militan.