Pihak berwenang di Pakistan telah menahan lebih dari 200 orang tersangka militan Islamis dalam penindakan besar-besaran sehubungan dengan pemboman bunuh diri hari Minggu (27/3) di Lahore yang menewaskan paling sedikit 72 orang, banyak dari mereka umat Kristen yang merayakan Paskah.
Serangan maut itu terjadi di sebuah taman-umum yang ramai di ibukota provinsi Punjab yang paling besar penduduknya di Pakistan. Sedikitnya 29 orang anak-anak termasuk di antara para korban yang tewas dan lebih dari 300 orang lainnya yang mengalami luka-luka.
Menteri Hukum Provinsi, Rana Sanaullah mengatakan kepada para wartawan hari Selasa (29/3) bahwa polisi dan satuan-satuan kontra-terorisme khusus, yang dipimpin oleh personil intelijens, telah melakukan banyak penggrebekan di seluruh Punjab dan menangkap lebih dari 5.000 orang.
Para penyelidik kemudian membebaskan semuanya kecuali 216 orang yang sedang menjalani pemeriksaan lebih jauh, katanya, dan menambahkan penindakan terus dilakukan dengan tekad untuk menyeret para pelaku pembantaian Lahore itu ke pengadilan.
Dalam jumpa pers terpisah di Islamabad, juru bicara militer Pakistan Letnan Jenderal Asim Bajwa mengatakan bahwa badan-badan intelijen bersama pasukan tentara dan pengawal perbatasan juga melakukan operasi terhadap yang dicurigai “sel-sel yang tersembunyi” dan “persembunyian teroris” di beberapa kota di Punjab.
Satu faksi yang memisahkan diri dari Taliban Pakistan, Jamaatul Ahrar, telah mengaku bertanggung jawab atas pemboman itu, dengan mengatakan sasarannya adalah kaum Kristen. [gp]