Panglima Pensiunan Papua Nugini Ambil Alih Kekuasaan

Perdana Menteri Papua Nugini, Peter O'Neill, bersama pendukungnya di Port Moresby (Foto: dok)

Yausa Sasa, panglima militer pensiunan, telah mengambil alih angkatan bersenjata Papua Nugini dan memberi waktu tujuh hari bagi pemerintah untuk menegakkan kembali pemerintahan mantan Perdana Menteri Michael Somare.

enurut laporan, Yaura Sasa dan paling sedikit 12 tentara pemberontak merebut pusat militer di ibukota Port Moresby, hari Kamis sebelum mengambil alih markas besar militer dan mengenakan tahanan rumah terhadap pimpinan angkatan bersenjata.

Dalam jumpa pers hari Kamis di kantor panglima, Sasa mengatakan ia kemungkinan akan terpaksa mengambil tindakan yang perlu yang tidak disebutnya untuk menegakkan integritas undang-undang dasar apabila Perdana Menteri Peter O’Neill tidak mengundurkan diri dan mengakui Somare.

Sasa berkeras bahwa pengambil alihannya bukan kudeta militer. Sebaliknya ia menggambarkannya sebagai proses pergantian panglima yang normal oleh pemerintah. Tidak ada kekerasan dilaporkan.

Sasa menghendaki gubernur jenderal negara itu melaksanakan keputusan Mahkamah Agung bulan lalu yang mendapati Somare yang berusia 76 tahun adalah pemimpin yang syah negara itu. Mahkamah Agung mengatakan Somare telah digantikan dengan tidak syah dari jabatan ketika sedang berobat di luar negeri.

Gubernur Jenderal Michael Ogio pada mulanya mendukung putusan tersebut dan memulihkan jabatan Somare sebagai perdana menteri, yang menyebabkan kedua pemerintahan saling berebut kekuasaan. Dia kemudian berubah pikiran, dan mengatakan nasehat hukum yang buruk telah mengakibatkan dirinya memulihkan kembali jabatan Somare.

Perdana Menteri Peter O’Neill akhirnya melanjutkan jabatannya sebagai perdana menteri, tetapi Somare mengatakan dia tetap pemimpin yang syah negara itu.