Para menteri luar negeri Uni Eropa, Senin (25/1), memperdebatkan tanggapan terhadap penangkapan pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny, dan tindakan keras polisi akhir pekan lalu yang membuat ribuan orang ditangkap dalam protes untuk mendukung kritikus Kremlin itu.
Josep Borrell adalah Kepala Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Uni Eropa. “Kami akan menangani peristiwa mengkhawatirkan di Rusia ini. Lebih dari 3.000 orang dilaporkan telah ditangkap. Gelombang penahanan ini adalah sesuatu yang sangat mengkhawatirkan kita, begitu pula penahanan Navalny.”
Lebih dari 3.500 orang dilaporkan ditangkap dalam protes nasional itu.
Jean Asselborn, Menteri Luar Negeri Luksemburg, menyatakan optimismenya dengan memberikan contoh serangan 6 Januari di gedung Capitol Amerika.
“Tanggal 6 Januari telah menunjukkan di Washington bahwa demokrasi rapuh di seluruh dunia, tetapi demokrasi telah bertahan. Tanggal 23 Januari telah menunjukkan di Rusia bahwa mungkin saja (pemerintah) bertindak keras melawan keinginan rakyat, dan mungkin saja menghentikannya dalam waktu singkat, tetapi bahkan di Rusia – antara Kaliningrad dan Vladivostok di 11 zona waktu – keinginan untuk lebih banyak demokrasi akan menang,” ujarnya.
BACA JUGA: UE, AS Minta Rusia Segera Bebaskan Navalny dan DemonstranNavalny, seorang penyelidik korupsi, ditangkap awal bulan ini ketika dia kembali ke Moskow setelah menghabiskan berbulan-bulan di Jerman untuk memulihkan diri dari serangan di Rusia dengan apa yang dikatakan para ahli sebagai racun saraf Novichok.
Unjuk rasa setelah penangkapannya menarik ribuan orang di kota-kota besar Rusia, termasuk sekitar 15.000 di Moskow.
Menyusul kejadian itu, juru bicara kedutaan besar Amerika di Moskow, Rebecca Ross, menyatakan di Twitter bahwa Amerika Serikat “mendukung hak semua orang untuk protes damai, dan kebebasan berpendapat. Langkah-langkah yang diambil oleh otoritas Rusia telah menekan hak-hak itu.”
Kedutaan Amerika juga mengirim cuitan pernyataan Departemen Luar Negeri yang menyerukan pembebasan Navalny.
Juru bicara Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pernyataan itu mengganggu urusan dalam negeri Rusia dan mendorong orang Rusia untuk melanggar hukum.
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Senin menggambarkan tuduhan bahwa ia memiliki “istana” mewah di Laut Hitam sebagai “manipulasi melalui pengeditan.”
Tim investigasi pemimpin oposisi Alexei Navalny telah mempublikasikan video yang menuduh Putin memiliki istana yang dikelilingi kebun anggur itu, dibangun untuk Putin melalui skema korupsi yang rumit.
Berbicara kepada para mahasiswa secara online pada hari Senin, Putin mengatakan penyelidikan itu adalah “kompilasi” dan “manipulasi melalui pengeditan.” Dia menambahkan bahwa video itu baru disusun oleh oposisi untuk “mencuci otak” warga Rusia.
Josep Borrell, diplomat tertinggi UE, juga merencanakan perjalanan ke Moskow, tetapi tidak jelas dampak apa yang akan terjadi dari kunjungan itu. [lt/ka]