Sekitar 16 ribu perawat di Zimbabwe mengakhiri pemogokan yang berlangsung selama seminggu dan kembali bekerja, Senin (23/4). Pemogokan itu mempengaruhi layanan kesehatan di negara itu.
Kementerian Kesehatan Zimbabwe mengatakan keadaan telah "kembali normal" di semua rumah sakit.
"Sebagian besar perawat yang diberhentikan telah mengajukan permohonan untuk bekerja kembali, dan pemerintah telah mengizinkan mereka untuk melanjutkan tugas, sambil menunggu persetujuan akhir dari majikan," kata kantor hubungan masyarakat pelayanan kesehatan di Harare, Senin.
Para perawat melakukan pemogokan seminggu yang lalu untuk menuntut kenaikan tunjangan dan perbaikan sistem penilaian gaji yang tidak teratur, kata serikat pekerja.
Banyak perawat Zimbabwe beroperasi di rumah-rumah sakit yang dikelola dengan buruk, dan pasien diharapkan untuk menyediakan keperluan dasar seperti obat-obatan dan peralatan.
Sejak memegang jabatan sebagai Kepala Negara Zimbabwe akhir tahun lalu, Presiden Emmerson Mnangagwa telah berjanji untuk memperbaiki ekonomi yang macet dan mencari investasi asing untuk meningkatkan pelayanan publik.
Para perawat dipecat minggu lalu oleh Wakil Presiden Constantino Chiwenga, yang mengatakan mereka menolak untuk kembali bekerja, meski pemerintah telah mengeluarkan $17 juta untuk menaikkan gaji mereka.
Ratusan perawat memberikan perawatan gratis kepada publik di gedung parlemen negara itu untuk memprotes pemberhentian mereka pada Jumat (20/4).
Pemerintah Zimbabwe mengatakan pada saat itu bahwa keputusan memberhentikan para perawat itu tidak akan dibatalkan dan memerintahkan kepala – kepala rumah sakit untuk merekrut perawat – perawat baru guna menggantikan perawat yang diberhentikan. [sp/ii]