Untuk pertama kalinya dalam 30 tahun, anggota parlemen Afrika Selatan akan memilih presiden pada Jumat (14/6) dan hasilnya bukan sekadar formalitas.
Cyril Ramaphosa mengincar masa jabatan kedua sebagai pemimpin negara dengan perekonomian paling maju di Afrika itu. Namun, partainya, Kongres Nasional Afrika (ANC), melemah setelah kehilangan mayoritas dalam pemilu bulan lalu. Ia membutuhkan dukungan partai lain jika ingin kembali menjadi presiden.
ANC berharap bahwa kesepakatan koalisi umum dengan pihak-pihak lain – khususnya oposisi utama Aliansi Demokratik (DA) – akan bertahan dan mereka akan mendukung terpilihnya kembali Ramaphosa. ANC membutuhkan anggota parlemen dari partai-partai yang pernah menjadi musuh politik utama mereka untuk memilih Ramaphosa dan melanjutkan kepemimpinan ANC selama tiga dekade.
ANC pada Kamis malam mengumumkan bahwa mereka pada prinsipnya memiliki perjanjian koalisi dengan DA dan partai-partai kecil lainnya, namun Sekretaris Jenderal ANC Fikile Mbalula mengatakan rincian akhir dari perjanjian tersebut masih dalam proses. Dia tidak mengatakan ada kesepakatan di antara mitra-mitra koalisi tersebut bagi anggota parlemen mereka untuk memilih Ramaphosa di parlemen, meski menyatakan bahwa hal itu yang diharapkan ANC.
DA, partai terbesar kedua di parlemen setelah ANC dengan jumlah anggota parlemen yang berpotensi menentukan, mengatakan pembicaraan mengenai perincian pasti terus berlanjut sepanjang malam hingga Jumat pagi dan tidak ada perjanjian yang ditandatangani beberapa jam sebelum parlemen bersidang pada pukul 10.00 waktu setempat.
“Pagi ini, pukul 02.00, kami pikir kami telah mencapai penyelesaian dan kesepakatan akhir, tetapi… ada beberapa masalah yang muncul dan mereka berusaha untuk menyelesaikannya,” kata Helen Zille, ketua federal DA, kepada wartawan.
“Kita terus berupaya hingga menit-menit terakhir untuk mencapai kesepakatan."
Dia mengatakan anggota parlemen DA akan memilih Ramaphosa jika kesepakatan itu ditandatangani.
BACA JUGA: Presiden Afsel Hadiri Pertemuan Penting Partainya Soal Cara Bentuk Pemerintahan BaruRamaphosa yang berusia 71 tahun diperkirakan akan terpilih kembali mengingat tidak ada kandidat lain yang diajukan. Namun negara ini berada dalam kondisi politik yang sulit menjelang sidang pertama parlemen sejak pemilu bersejarah pada 29 Mei. Ramaphosa tiba di sidang Parlemen dan tersenyum serta berjabat tangan dengan para anggota partainya sebelum duduk.
Sidang tersebut diawasi oleh ketua hakim dan Parlemen pertama-tama akan mengambil sumpah ratusan anggota parlemen untuk masa jabatan lima tahun yang baru dan kemudian memilih seorang ketua dan wakil ketua sebelum pemungutan suara untuk memilih presiden. Ini bisa memakan waktu berjam-jam. Majelis rendah Parlemen yang mempunyai 400 kursi, yang disebut Majelis Nasional, akan melakukan pemungutan suara secara rahasia untuk semua posisi tersebut. Suara mayoritas diperlukan untuk memilih presiden.
ANC menghadapi tenggat untuk menyusun perjanjian koalisi mengingat parlemen harus bersidang untuk pertama kalinya dan memilih presiden dalam waktu 14 hari setelah hasil pemilu diumumkan.
Afrika Selatan belum pernah menghadapi tingkat ketidakpastian politik seperti ini sejak ANC meraih kekuasaan dalam pemilu pertama yang melibatkan seluruh ras pada 1994 yang mengakhiri hampir setengah abad pemerintahan minoritas kulit putih di bawah sistem segregasi rasial apartheid.
ANC telah memegang mayoritas di parlemen sejak saat itu, yang berarti pemilihan presiden hanyalah formalitas dan setiap pemimpin Afrika Selatan sejak saat itu berasal dari ANC, dimulai dengan Nelson Mandela. Pemilu bulan lalu mengubah hal tersebut karena perolehan suara ANC merosot menjadi 40 persen. DA meraih perolehan suara terbesar kedua dengan 21 persen, menjadikannya partai kunci dalam perundingan koalisi.
ANC telah mengusulkan pembentukan pemerintahan persatuan nasional setelah pemilu dan mengundang 17 partai lainnya yang memenangkan kursi di Parlemen untuk bergabung. Beberapa menolak.
Setidaknya satu partai, Partai MK yang dipimpin mantan pemimpin ANC sekaligus mantan presiden Afrika Selatan Jacob Zuma, mengatakan mereka akan memboikot sidang pertama dan 58 anggota parlemennya tidak akan duduk di kursi mereka. Hal ini diperkirakan tidak akan mempengaruhi prosedur pemungutan suara karena konstitusi Afrika Selatan menyatakan bahwa setidaknya sepertiga dari 400 anggota parlemen harus hadir agar kuorum dan pemungutan suara dapat dilaksanakan. [ab/lt]