Setelah dirilisnya versi yang telah disensor dari laporan penyelidik khusus Robert Mueller ke publik, sebagian kalangan Partai Demokrat yang beroposisi, termasuk beberapa tokoh yang mencalonkan diri sebagai presiden telah menggencarkan permintaan akan pemakzulan Presiden Donald Trump.
Namun, secara keseluruhan, Partai Demokrat tampak terpecah tentang apakah akan menempuh jalan yang panjang dan memecah-belah secara politik itu. Berkampanye di negara bagian New Hampshire dan Massachusetts, Senator dan kandidat presiden dari Partai Demokrat Elizabeth Warren memimpin upaya pemakzulan Presiden Trump.
Senator Elizabeth Warren mengatakan, “Kita tidak bisa menjadi orang Amerika yang mengatakan bahwa boleh saja seorang presiden Amerika Serikat berusaha menghalangi penyelidikan terhadap serangan asing terhadap negara kita atau investigasi terhadap kelakuan buruk presiden itu sendiri.”
Rekan sesama calon presiden dari Partai Demokrat yang kini menjabat sebagai wali kota South Bend, Indiana, Pete Buttigieg tidak begitu berkomitmen mengenai upaya pemakzulan presiden itu.
BACA JUGA: Persaingan Rebut Nominasi Capres Kubu Demokrat Kemungkinan Berlangsung Sengit“Saya kira Kongres perlu membuat keputusan tentang hal itu dan saya pikir dia mungkin pantas mendapatkannya. Namun, fokus saya – karena saya bukan bagian dari Kongres tetapi saya bagian dari kampanye 2020 – adalah untuk mengalahkannya secara mutlak melalui kotak surat suara," jelasnya.
Untuk saat ini, Ketua DPR Nancy Pelosi menentang pemakzulan, dan lebih suka meminta pertanggungjawaban presiden dan pemerintahannya melalui sesi dengar pendapat dengan kongres sesuai fungsi pengawasannya.
Analis Julie Pace dari kantor berita Associated Press berpendapat, “Dia (Pelosi) merasa bahwa untuk bergerak maju dalam pemakzulan kita tidak hanya harus memiliki bukti kuat tentang pelanggaran yang dapat dikenai pemakzulan, tetapi kita juga harus dapat mengikutsertakan bukan hanya anggota Kongres dari Partai Demokrat tetapi juga dari Partai Republik.”
Banyak tokoh Partai Demokrat tetap berbeda pendapat, kata Adam Schiff, anggota Kongres dari California.
“Apakah hal terbaik bagi negara adalah melakukan proses pemakzulan karena jika tidak, maka itu berarti mengirim pesan bahwa perilaku demikian agaknya bisa diterima untuk jabatan presiden? Atau, apakah demi kepentingan terbaik negara sebaiknya kita tidak melakukan proses pemakzulan yang kita ketahui tidak akan berhasil di Senat karena kepemimpinan Partai Republik tidak akan melakukan tugasnya?,” jelas Adam Schiff, anggota Kongres dari California.
Bahkan anggota Kongres dari Partai Demokrat yang mendukung pemakzulan mengakui langkah itu merupakan proses yang panjang dan berisiko secara politik, kata analis Matt Dallek dari George Washington University.
“Bahkan, pada saat proses pemakzulan meningkat, kita sudah berada pada akhir 2019 atau mungkin awal 2020, dan itu menciptakan kerumitan tersendiri karena ada cara lain untuk menyingkirkan presiden, dan cara itu disebut pemilihan presiden,” kata Matt Dallek.
Presiden Trump mengecam Partai Demokrat melalui cuitan di Twitter dan mengatakan kepada para wartawan bahwa dia “tidak sedikit pun” khawatir tentang pemakzulan.
Your browser doesn’t support HTML5
Itu semua adalah bagian dari pertempuran politik yang akan datang, kata John Fortier, pakar politik dari Bipartisan Policy Center, sebuah lembaga kajian kebijakan di Washington, D.C..
“Yah, saya pikir wacana ini belum berakhir dan kita akan terus membicarakannya, tetapi saya kira hal utamanya adalah apa yang ingin didengar oleh presiden, yaitu bahwa tidak ada kolusi antara kampanye Trump dan Trump sendiri dengan pemerintah Rusia,” kata John Fortier.
Bahkan, jika Partai Demokrat menunda pemakzulan, laporan Mueller kemungkinan besar akan mendapat banyak perhatian dari calon presiden dari Partai Demokrat sepanjang siklus pemilu 2020. [lt]