Partai oposisi Kamboja mengklaim kemenangan dalam pemilu parlemen hari Minggu, yang meningkatkan penolakannya atas hasil pemilu yang menurutnya dinodai oleh kecurangan.
Partai Penyelamatan Nasional Kamboja (CNRP) mengatakan hari Rabu data pemilunya sendiri menunjukkan mereka memenangkan paling sedikit 63 kursi parlemen, dibandingkan dengan hanya 60 kursi untuk Partai Rakyat Kamboja (CPP) yang berkuasa.
Angka-angka pendahuluan pemerintah yang dikeluarkan hari Minggu memperlihatkan CPP memenangkan 68 kursi – penurunan mayoritas secara signifikan dari pemilu terakhir – tetapi cukup untuk mengembalikan Perdana Menteri Hun Sen ke kekuasaan.
CNRP, yang dipimpin oleh pemimpin oposisi Sam Rainsy, berkumpul hari Rabu untuk mengumpulkan bukti pelanggaran, sementara tuduhan kecurangan terus berdatangan dari para peninjau internasional.
Rainsy mengatakan ia berharap bukti tersebut dapat memperkuat seruan partai itu agar diadakan penyelidikan yang didukung PBB atas apa yang katanya penipuan pemilu yang luas.
Partai Penyelamatan Nasional Kamboja telah menolak hasil pemilu itu, dimana kelompok oposisi tampaknya memperoleh kemajuan besar menyaingi Partai Rakyat Kamboja yang berkuasa.
Sam Rainsy memberitahu VOA sebanyak 1,2 juta nama pemilih telah dihapus dari daftar nasional, sementara 200 ribu nama di dalamnya adalah nama "contekan".
Human Rights Watch mengatakan hari Rabu partai yang berkuasa CPP “tampaknya terlibat dalam kecurangan pemilu.” Organisasi yang berbasis di New York itu, yang mendasarkan kesimpulannya pada wawancara dengan penduduk dan pejabat, menyerukan agar komisi independen menyelidiki klaim tersebut.
Para pejabat Kamboja telah menolak seruan akan penyelidikan internasional dan meminta kepada oposisi agar menunjukkan dengan jelas apa bukti yang dimilikinya.
Angka-angka pendahuluan pemerintah yang dikeluarkan hari Minggu memperlihatkan CPP memenangkan 68 kursi – penurunan mayoritas secara signifikan dari pemilu terakhir – tetapi cukup untuk mengembalikan Perdana Menteri Hun Sen ke kekuasaan.
CNRP, yang dipimpin oleh pemimpin oposisi Sam Rainsy, berkumpul hari Rabu untuk mengumpulkan bukti pelanggaran, sementara tuduhan kecurangan terus berdatangan dari para peninjau internasional.
Rainsy mengatakan ia berharap bukti tersebut dapat memperkuat seruan partai itu agar diadakan penyelidikan yang didukung PBB atas apa yang katanya penipuan pemilu yang luas.
Partai Penyelamatan Nasional Kamboja telah menolak hasil pemilu itu, dimana kelompok oposisi tampaknya memperoleh kemajuan besar menyaingi Partai Rakyat Kamboja yang berkuasa.
Sam Rainsy memberitahu VOA sebanyak 1,2 juta nama pemilih telah dihapus dari daftar nasional, sementara 200 ribu nama di dalamnya adalah nama "contekan".
Human Rights Watch mengatakan hari Rabu partai yang berkuasa CPP “tampaknya terlibat dalam kecurangan pemilu.” Organisasi yang berbasis di New York itu, yang mendasarkan kesimpulannya pada wawancara dengan penduduk dan pejabat, menyerukan agar komisi independen menyelidiki klaim tersebut.
Para pejabat Kamboja telah menolak seruan akan penyelidikan internasional dan meminta kepada oposisi agar menunjukkan dengan jelas apa bukti yang dimilikinya.