Partai Republik Berkumpul di Charlotte untuk Calonkan Presiden Trump

Tempat acara konvensi nasional Partai Republik, di kota Charlotte, negara bagian North Carolina.

Para Delegasi konvensi nasional Partai Republik, minggu ini menuju negara bagian North Carolina namun karena pandemi, konvensi tatap muka dikurangi demikian pula acara-acara virtual. Wartawan VOA Carolyn Presutti mewawancarai para delegasi dari seluruh AS yang ingin mencalonkan Presiden Donald Trump untuk masa jabatan kedua.

Shirlene Ostrov tampak was-was karena baru pertama kali keluar dari negara bagian asalnya sejak pandemi. Ostrov adalah Ketua Partai Republik di Hawaii, negara bagian yang dikuasai Partai Demokrat di mana ada pembatasan COVID yang ketat.

“Ekonomi kami hancur, tidak ada turis yang datang, restoran tutup. Warga mengatakan ini bukan yang diharapkan, dan tidak akan bisa berlangsung terus menerus," katanya.

BACA JUGA: Joe Biden Resmi Terima Nominasi Jadi Presiden dari Partai Demokrat

Ini juga menjadi tantangan bagi pendukung Partai Republik di negara bagian Oregon yang sejak lama dianggap liberal di mana Portland sudah tiga bulan dilanda demonstrasi Black Lives Matter.

Bill Currier berkata bahwa presiden sudah melakukan tugasnya untuk mengakhiri demonstrasi itu. "Ketika ia menawarkan bantuan sumber daya nasional atau federal di Portland untuk menenangkan atau menghentikan kerusuhan dan lain sebagainya, walikota dan gubernur pada dasarnya menolak. Itu bertentangan dengan keinginan warga bahkan yang bukan pendukung Partai Republik ."

Pekan lalu, Partai Demokrat menganggap tindakan Trump sebagai presiden memperburuk pandemi dan demonstrasi rasial. Jajak pendapat nasional menunjukkan Calon Presiden Joe Biden sekarang unggul sembilan poin.

Namun di antara pendukung Partai Republik, Trump tetap disukai. Di antara warga Amerika, popularitasnya 42%, satu poin lebih tinggi dari tahun lalu. Delegasi asal Kansas Mike Kuckelman mengatakan ia menyimak konvensi Partai Demokrat dan tidak mendengar hal baru.

Mike Kuckelman, Delegasi Kansas mengatakan, “Saya menyaksikan banyak yang dikatakan Biden hanya serangan terhadap Presiden. Ia tidak mengatakan kepada kita apa yang akan dilakukan pemerintahannya jika terpilih. "

Biden memilih Senator California Kamala Harris sebagai wakilnya. Sebagai perempuan kulit hitam dan warga Amerika keturunan Asia pertama yang dicalonkan partai besar secara nasional, ia dipandang sebagian orang sebagai cara untuk memenangkan pemilih perempuan.

Ostrov, yang membesarkan dua putri usia kuliah meragukan pilihan itu efektif.

Shirlene Ostrov, Delegasi Hawaii mengatakan, “Saya bukan orang yang menyukai politik identitas. Jelas saya adalah putri imigran. Saya bertugas di militer; Saya perempuan kulit berwarna. Tak satu pun dari hal itu penting untuk menjadi alasan memilih atau memperkenalkan kandidat. "

Partai Demokrat juga berkampanye di dekat lokasi konvensi, berupaya mengubah pandangan warga tetapi usaha ini tidak mempengaruhi Michelle Honl. “Untuk saya ? Jelas tidak. Saya mendukung Presiden Trump. Saya telah mendukungnya sejak 2016, awal 2016. Saya yakin ia adalah orang yang tepat untuk membawa kita maju. Tidak mungkin saya beralih untuk mendukung Joe Biden. "

Keamanan di sekitar gedung pertemuan itu sangat ketat. Acara tatap muka Senin terbatas hanya bagi enam delegasi per negara bagian dan wilayah.

Pertemuan tidak akan berakhir di konvensi saja. 336 delegasi hari Kamis diundang ke Gedung Putih untuk menyaksikan Presiden Trump secara langsung menerima pencalonan partainya. [my/ii]