Pemerintah Inggris hari Minggu (11/12) bersatu membela keluarga kerajaan yang berada dalam posisi sulit setelah munculnya kritik tajam tentang sikap rasis dan dirilisnya film dokumenter terbaru di Netflix.
Setelah melakukan lawatan ke luar negeri baru-baru ini, Menteri Luar Negeri James Cleverly mengatakan ia akan lebih mendahulukan menonton film hits Netflix “Stranger Things” dibanding menonton film dokumenter yang mengisahkan kehidupan Pangeran Harry dan istrinya Meghan. Tetapi ia menegaskan bahwa tidak ada pendukung multikultural yang lebih kuat di Inggris selain Raja Charles III, ayah Harry.
Your browser doesn’t support HTML5
“Dan saya pikir sikap keluarga kerajaan pada negara ini mencerminkan negara modern yang kita lihat sekarang,” ujar Cleverly pada Sky News. Ditambahkannya, “ini pengalaman pribadi saya. Tetapi saya juga menilai hal ini juga yang dilihat seluruh dunia ketika mereka melihat Inggris.”
“Sistah Space” Tangguhkan Operasi
Namun sebuah badan amal Inggris yang menjadi pusat kontroversi rasisme kerajaan yang terbaru telah menangguhkan seluruh pekerjaan untuk mendukung warga kulit hitam yang selamat dari kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) setelah munculnya ungkapan kebencian terhadap mereka.
Dalam sebuah resepsi di Istana Buckhingham 29 November lalu, pendiri “Sistah Space,” Ngozi Fulani, yang berkebangsaan Inggris, ditanya berulangkali oleh Lady Susan Hussey, salah seorang anggota keluarga kerajaan soal “dari mana ia sesunggunya berasal.”
Sejak mengungkapkan percakapannya dengan Hussey, yang berusia 83 tahun, dan merupakan ibu baptis Pangeran William, Fulani telah menjadi sasaran apa yang disebutnya sebagai penghinaan rasis yang “mengerikan” di dunia maya. Dalam sebuah pernyataan Jumat malam (10/12), Fulani mengatakan akibat hal itu “Sistah Space” terpaksa harus menghentikan sementara banyak kegiatannya guna melindungi klien dan staf mereka.
BACA JUGA: Klaim Rasisme di Kerajaan Inggris Picu Debat Terkait Masa Depan PersemakmuranSetelah percakapan kontroversial itu mencuat, Lady Hussey mengundurkan diri dari perannya sebagai staf istana. Sementara juru bicara Pangeran William mengutuk interogasi Fulani sebagai “hal yang tidak dapat diterima.”
Insiden ini menghidupkan kembali serangan terhadap keluarga kerajaan itu beberapa hari menjelang dirilisnya film serial dokumenter Harry dan Meghan di Netflix minggu lalu, di mana keduanya menyampaikan tuduhan terbaru bias rasial oleh keluarga kerajaan. [em/jm]