Tanggapan internasional semakin meningkat terhadap gempa bumi dan tsunami yang meluluhlantakkan beberapa wilayah Sulawesi Tengah, sementara ratusan ribu penduduk menunggu bantuan, terutama berupa air minum dan makanan.
Jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat secara dramatis, yang sejauh ini mencapai 1.424 sementara para tim SAR memperluas usaha mereka di luar kota Palu. Di antara mereka yang membantu mengoordinasikan upaya bantuan adalah Zubedy Koteng dari badan amal swasta Amerika, Save the Children. Zubedy Koteng mengatakan banyak anak terguncang dan mengalami trauma, dan banyak anak-anak juga sendirian dan tanpa orang tua.
Kepada VOA, ketika berbicara melalui telepon dari Palu, Rabu (3/10), Zubedy Koteng mengatakan bahwa banyak anak tidur di jalanan di antara puing-puing dan pihak berwenang diperlukan untuk mengidentifikasi mereka dan mencoba mencari orang tua mereka. Dia mengatakan situasinya sangat menakutkan bagi anak-anak.
Sebagian besar kota Palu hancur, dan dengan jaringan transportasi yang rusak, bantuan terlambat sampai di sana. Zubedy mengatakan akan memakan waktu berbulan-bulan untuk pemulihan kota itu. Sementara itu, bandara Palu dibuka kembali, Kamis (4/10) untuk pesawat sipil, dan diharapkan akan meningkatkan arus pasokan, personil dan pasukan militer untuk memberikan bantuan yang masih sangat diperlukan. [lt]