Pakistan memblokir rute pasokan NATO yang melalui wilayahnya ke Afghanistan, menyusul apa yang disebut pejabat-pejabat Pakistan sebagai serangan udara terhadap tentaranya Sabtu dini hari waktu setempat.
Menurut militer Pakistan, helikopter dan jet-jet tempur NATO, "tanpa alasan menembaki" dua pos penjagaan di distrik kesukuan Mohmand yang berbatasan dengan Afghanistan. Pernyataan militer menyerukan "tindakan tegas dan segera" terhadap mereka yang bertanggungjawab "atas serangan ini."
Dutabesar Amerika untuk Pakistan, Cameron Munter dipanggil ke Kementerian Luar Negeri di Islamabad untuk menjelaskan insiden itu. Munter mengatakan Amerika menyesalkan jatuhnya korban jiwa "tentara Pakistan," dan berjanji untuk bekerja sama dengan Pakistan untuk mencari tahu apa yang terjadi.
Perdana Menteri Yousef Raza Gilani sangat mengutuk serangan itu, dan mengadakan pertemuan darurat dengan para pemimpin senior guna membahas langkah selanjutnya.
NATO mengatakan Jenderal John Allen, komandan Pasukan Bantuan Keamanan Internasional di Afghanistan, secara pribadi "sangat memperhatikan" masalah itu.
Brigadir Jenderal Carsten Jacobsen, jurubicara pasukan itu, mengatakan, "Ia bertekad menyelidiki secara seksama dan mencari fakta-faktanya. Ia menyampaikan dukacita yang sangat dalam serta belasungkawa bagi keluarga dan orang-orang dekat semua anggota pasukan keamanan Pakistan yang tewas maupun luka-luka."
Pasukan NATO tetap bertekad memperbaiki hubungan keamanan dengan Pakistan, termasuk kerjasama koordinasi di perbatasan Afghanistan-Pakistan.
Wilayah perbatasan itu sangat bergunung-gunung. Jalannya berkelok-kelok dan tanpa garis perbatasan yang jelas, sehingga menyulitkan perencana militer kedua pihak. Taliban dan militan lain memanfaatkan perbatasan sepanjang hampir 2.400 kilometer itu untuk melancarkan serangan terhadap pasukan Amerika dan NATO.
Insiden yang terjadi ketika hubungan antara Amerika dan Pakistan sedang suram ini bisa semakin memperburuk sikap warga Pakistan yang selama ini kesal atas apa yang mereka anggap pelanggaran terhadap kedaulatan negara mereka.