Penduduk di negara bagian utara Sinaloa, Meksiko, pada hari Selasa (30/7) mengatakan bahwa mereka resah dan khawatir akan terjadinya lonjakan kekerasan menyusul penangkapan pemimpin Kartel Sinaloa, Ismael “El Mayo” Zambada, oleh otoritas Amerika Serikat.
Sekitar 200 anggota Angkatan Darat Meksiko telah dikerahkan ke ibukota Sinaloa, Culiacan, untuk memperkuat keamanan di negara bagian tersebut setelah penangkapan “El Mayo” dan Joaquin Guzman Lopez, putra dari raja narkoba Joaquin “El Chapo” Guzman.
Para penduduk mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa mereka khawatir ketika pasukan militer pergi, bentrokan antar kartel akan pecah di daerah tersebut.
Zambada ditangkap pada hari Kamis (25/7) di dekat El Paso, Texas, setelah mendarat dengan sebuah pesawat kecil yang tiba dari Meksiko.
BACA JUGA: AS Tangkap Pemimpin Kartel 'El Mayo' Zambada dan Putra 'El Chapo'Reuters dan sejumlah media lainnya, dengan mengutip beberapa pejabat AS yang tidak disebutkan namanya, melaporkan pada pekan lalu bahwa El Mayo tampaknya telah diperdaya oleh anak dari mantan pemimpin Kartel Sinaloa Joaquin “El Chapo” Guzman, yang ingin menyerahkan diri kepada pihak berwenang.
Namun, pengacara Zambada, Frank Perez, membantah cerita tersebut dan mengatakan bahwa penyelundup legendaris itu diculik dengan kejam oleh putra El Chapo, Joaquin Guzman Lopez.
Perez mengatakan bahwa Guzman Lopez dan enam orang berseragam militer menyergap Zambada di dekat Culiacan di negara bagian Sinaloa, Meksiko, lalu memaksanya masuk ke dalam pesawat dan membawanya ke Amerika Serikat tanpa persetujuannya
Zambada mengaku tidak bersalah atas tuduhan penyelundupan narkoba di pengadilan federal di El Paso, Texas. [th/lt]