Menko bidang Perekonomian, Hatta Rajasa menegaskan masyarakat terutama yang sedang melakukan perjalanan mudik lebaran tidak perlu khawatir sulit mencari BBM. Meski demikian Menko, Hatta Rajasa menambahkan agar masyarakat tidak menyalahgunakana pemakaian BBM bersubsidi yang memang ditargetkan untuk masyarakat kurang mampu terutama untuk kendaraan umum.
Agar anggaran negara tidak terbebani akibat subsidi BBM, pemerintah ditegaskan Menko, Hatta Rajasa akan menekan kuota BBM tahun depan pada angka 40 juta kilo liter.“Kita melibatkan pemerintah daerah agar ikut bersama-sama menjaga kuota yang sudah ditetapkan itu tidak melampaui. Itu kan tahun 2011 ini APBNP menetapkan dari 38,6 juta naik 40,4 juta", demikian ujar Menko. "Nah pada tahun 2012 kita pertahankan 40 juta, itu sudah memperhitungkan pertumbuhan. Kalau tidak ada penyalahgunaan itu cukup. Yang penting adalah kita berdisiplin agar tidak ada penyalahgunaan”, pesan Hatta Rajasa kepada para pengguna BBM .
Dalam waktu dekat, pemerintah akan memberlakukan pengawasan BBM bersubsidi bagi angkutan umum. Hal tersebut dikatakan Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Evita Legowo, agar penggunaan BBM bersubsidi dapat dipantau pemerintah apapun kemungkinan kebijakan yang akan diterapkan pemerintah nanti.
Pengawasan yang dilakukan terhadap kendaraan umum diingatkannya bukan untuk membatasi operasional kendaraan umum namun justeru agar distribusi BBM bersubsidi tepat sasaran.“Nantinya begitu masuk akan kelihatan bahwa nomor kendaraan berapa, berapa jatah per hari itu ada, untuk sementara ini kami masih memberikan angka 50 liter per hari tapi itu belum diatur. Itu nanti pengaturannya berapa liter per hari itu adalah tergantung kepada pada saat uji coba ini pasnya berapa sih”, ujar Evita Legowo.
Pengamat minyak dari Reforminer Institute, Priagung Rakhmanto mengatakan yang terpenting dilakukan pemerintah adalah menjaga harga BBM bersubdisi dan non subsidi tidak terlampau jauh. Ia menegaskan seharusnya pemerintah sudah berani memutuskan menaikkan harga BBM bersubdisi secara bertahap. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat tidak terlampau terkejut sehingga mampu menekan gejolak sosial.
Kenaikan harga BBM bersubsidi secara bertahap menurutnya juga akan menekan beban anggaran negara.“Mengurangi disparitas harga dengan Pertamax sehingga diharapkan tidak seluruhnya beralih ke Premium lagi karena itu juga potensi terjadinya penyelundupan atau penyalahgunaan Premium”, saran Priagung Rakhmanto.
Dalam anggaran negara 2011, tercatat subsidi energi sebesar Rp 195,3 trilyun dan Rp 129,7 trilyun hingga akhir tahun 2011. Diantaranya untuk subsidi BBM. Pada tahun 2012 mendatang, pemerintah berupaya menekan subsidi energi menjadi Rp 180 trilyun dan Rp 123,6 trilyun diantaranya untuk subsidi BBM.