Pasukan Bersenjata Berat Patroli di Jalan-Jalan Brussels

Tentara-tentara berpatroli di pusat kota Brussels setelah status keamanan dinaikkan ke tingkat tertinggi (21/11). (Reuters/Yves Herman)

PM Charles Michel mengatakan ada kekhawatiran “beberapa individu bersenjata dan memiliki bom dapat melancarkan serangan, kemungkinan bahkan di beberapa tempat,”

Pasukan keamanan bersenjata berat patroli di jalan-jalan dan kereta api bawah tanah ditutup di ibukota Brussels, Belgia, hari Sabtu (21/11), di tengah peringatan dari pemerintah akan adanya risiko serangan yang sama dengan beberapa serangan teroris di Paris yang menewaskan 129 orang delapan hari yang lalu.

Perdana Menteri Charles Michel mengatakan tingkat kewaspadaan sudah dinaikkan ke tingkat paling tinggi, yang menandakan “ancaman serius dan segera,” berdasarkan pada informasi yang cukup kuat” yang telah diperoleh pihak berwenang.

Ada kekhawatiran bahwa “beberapa individu bersenjata dan memiliki bom dapat melancarkan serangan . . . kemungkinan bahkan di beberapa tempat,” kata Michel.

Sumber-sumber kontraterorisme mengatakan kepada wartawan VOA Jamie Dettmer bahwa “informasi yang cukup kuat” yang disebut PM Michel itu mencakup kemungkinan bahwa Saleh Abdelslam, tersangka utama dalam serangan Paris yang belum diketahui keberadaannya, mungkin sedang berencana untuk meledakkan dirinya di tempat umum di Brussel –kemungkinan di Grand Place atau stasiun sentral kereta api.

Pihak berwenang di seluruh Eropa sedang bekerja keras untuk melacak Abdeslam, yang terakhir terlihat menyeberang perbatasan ke Belgia tanggal 4 November, beberapa jam setelah serangan di Paris.

Kereta api Metro di Brussel telah ditutup sampai setidaknya Minggu petang, dan penduduk ibukota diperingatkan agar menghindari tempat-tempat umum yang ramai, seperti gedung konser, daerah perbelanjaan dan pusat angkutan.

Abdeslam untuk sementara diketahui sebagai anggota tiga pasukan teror ISIS yang melakukan rentetan serangan bom dan senjata api di Paris pada malam 13 November. Pria yang dianggap arsitek utama serangan itu, Abdelhamid Abaaoud, tewas dalam penggerebekan polisi hari Rabu dalam persembunyian teroris di Saint-Denis, di pinggir utara Paris.

Ekstremis Negara Islam (ISIS) telah mengaku bertanggungjawab atas serangan 13 November, yang menewaskan atau melukai hamper 500 orang dan mengagetkan dunia.

Pihak berwenang di Perancis dan negara-negara lain mengukuhkan bahwa pasukan ISIS mendalangi rencana itu, dan Perancis telah meningkatkan serangan udara terhadap ibukota ISIS di Suriah utara, kota Raqqa. [gp]