Pasukan Irak Bertempur Sengit Lawan ISIS di Mosul

Seorang tentara Kurdi Peshmerga mengacungkan tanda "V" (victory atau kemenangan) ketika pasukan Irak mulai memasuki desa-desa yang dikuasai ISIS di Mosul, Kamis (24/3).

Pasukan Irak mendapat perlawanan sengit dalam tahap pertama serangan mereka untuk merebut Mosul, kubu pertahanan ISIS.

Sekitar 4.000 pasukan Irak mulai bergerak maju ke sejumlah desa sekitar 75 kilometer di sebelah tenggara Mosul Kamis (24/3) pagi. Pasukan Kurdi atau Peshmerga mengatakan sebagian dari desa di kota Mosul itu telah dikosongkan.

Wartawan VOA yang melaporkan dari lokasi menyaksikan tentara bergerak dari dua arah untuk mengepung desa-desa itu. Jendral Peshmerga, Najat Ali mengatakan menjelang tengah hari tentara merebut empat desa tapi belum bisa menguasai seluruh daerah.

“Mereka bergerak maju tapi ketika mencapai desa-desa itu ISIS menyerang mereka dengan bom bunuh diri, tembakan mortir, dan senapan mesin. Pasukan Irak sekarang terhenti, dan tidak bisa bergerak maju.

Pasukan itu dari dua brigade Irak Divisi ke-15 yang dilatih Amerika. Ikut terlibat dalam pasukan itu anggota suku Suni yang menurut para komandan Peshmerga penting untuk mempertahankan daerah-daerah yang sebelumnya dikuasai Sunni.

Dari balik gundukan kantong pasir di garis depan, tampak kepulan asap hitam membubung di kejauhan. Tentara Peshmerga mengatakan ISIS membakar ban-ban mobil untuk membuat asap hitam guna menutupi posisi mereka.

Sementara itu, laporan dan aktivis setempat mengatakan 51 perempuan dan anak-anak Yazidi dibebaskan minggu ini oleh ISIS, setelah ada pertukaran tahanan oleh pasukan Kurdi di Suriah.

Bekas tahanan ISIS mengatakan kepada kantor berita Kurdi, Roj News, mereka telah kembali ke kota Sinjar di Irak utara di mana mereka diculik oleh militan hampir 19 bulan lalu

Dawud Sheik Kalo, seorang pejuang dekat daerah Sinjar mengatakan ia berbicara dengan para tahanan itu sehari sebelumnya dan mereka sekarang aman.

Kalo mengatakan ini adalah pembebasan warga Yazidi gelombang ketiga dalam bulan Maret saja. Dua gelombang pembebasan lainnya belum dikonfirmasi.

Seorang perempuan mengatakan mereka ditahan di Tal Afar selama sembilan bulan kemudian dibawa ke Suriah di mana mereka tinggal selama 11 bulan. [my/ii]