Ekstrimis Negara Islam atau ISIS kini melatih anak-anak Irak dan Suriah untuk melakukan serangan bunuh diri dan bertempur untuk membunuh, dan di antara mereka ada yang masih berusia delapan tahun. Demikian seperti dikatakan oleh komandan Peshmerga Kurdi di Irak kepada VOA.
“Ada pusat pelatihan, lebih dari dua atau tiga pusat pelatihan besar di Mosul. Mereka baru memulai pelatihan anak-anak usia delapan hingga 18 tahun. Ada remaja, ada anak-anak yang dilatih untuk membunuh orang, bagaimana melakukan serangan bunuh diri,” kata Jenderal Sirwan Barzani, komandan Peshmerga Kurdi di Irak yang bertempur melawan ISIS di Makhmour, garis depan yang bergejolak.
Penggunaan tentara anak-anak bisa membuat pertempuran memperebutkan Mosul, kota terbesar kedua di Irak yang telah berada di bawah kekuasaan ISIS selama dua tahun, bakal lebih mengerikan dari pertempuran sebelumnya.
Jenderal itu mengatakan Peshmerga baru-baru ini menangkap seorang wajib militer ISIS berusia 15 tahun. Anak itu diserahkan kepada pimpinan Pashmerga di Irbil, ibukota wilayah Kurdi.
Menurut Quilliam, sebuah kelompok riset kontra-ekstremisme yang berbasis di London, anak-anak yang berada di bawah kontrol ISIS “secara sistematis dilatih untuk mengemban berbagai peran, mulai sebagai mata-mata sampai sebagai prajurit garis depan, dan pembom bunuh diri.”
Polad Jangi, pejabat kontra-terorisme Pashmerga Kurdi, mengatakan tentara anak-anak itu sebagian besar dari keluarga-keluarga yang ditangkap dan warga sipil yang tinggal di daerah kekuasaan ISIS. [lt]